Virus Corona Pengaruhi Ekspor Melati dari Tegal

0

SLAWI (PUSKAPIK) – Wabah virus corona yang menjadi isu dunia internasional berdampak pada nadi ekspor melati dari Kabupaten Tegal. Pengiriman Melati ke sejumlah negara seperti Thailand, Malaysia dan Singapura turun sekitar 30%.

‎Wiryono (54), salah satu petani melati di Desa Maribaya, Kecamatan Kramat, mengatakan, munculnya virus corona berdampak pada ekspor melati ke Singapura.

“Ekspor ke Singapura paling terdampak. Pengiriman turun 30% karena sebagian market di Singapura sepi, tidak ada pembeli,” ujar Wiryono, Sabtu (15/02/2020) siang.

Menurut Wiryono, biasanya dirinya mengirim melati ke Singapura mencapai satu ton per minggu. Jumlah itu berkurang menjadi sekitar 700 kilogram per minggu. Bahkan minggu ini berhenti total.

“Biasanya ke Singapura pengiriman dalam satu minggu bisa tiga sampai empat kali, sekarang minggu ini berhenti,” ujarnya

‎Sementara pengiriman ke negara-negara lainnya, seperti Malaysia dan Arab Saudi menurut Wiryono belum terdampak wabah virus corona. Ekspor melati ke Negeri Jiran mencapai satu ton per minggu, sementara ke Arab Saudi mencapai dua hingga tiga ton per minggu.

“Kalau ke Malaysia dan Arab Saudi masih jalan. ‎Pasokan ke sana lancar, permintaan tetap ada,” ujar Wiryono.

Sedangkan di Thailand pengirimannya terhenti karena faktor cuaca. Ekspor ke Negeri Gajah disebut Wiryono terhenti karena pengaruh cuaca. “Di sana sudah kemarau jadi bunga lokal sudah banyak. Kalau biasanya seminggu bisa enam sampai tujuh ton, sekarang sama sekali nggak ambil,” ungkapnya.

‎Menyusul dampak virus corona terhadap jumlah melati yang diekspor, Wiyono mengalihkan pengiriman melati ke pabrik-pabrik teh di Kabupaten Tegal dan Kota Tegal. Pengirimannya mencapai 200 kilogram per hari.

“Pengiriman ke pabrik rutin setiap hari karena kebutuhan pabrik besar dan sebagai persiapan menyetok untuk bulan puasa dan lebaran,” katanya.

Menurut Wiryono, harga melati ‎kualitas ekspor Rp50.000 per kilogram. Adapun harga melati yang dikirim ke pabrik-pabrik teh saat ini Rp28.000 per kilogram. “Minggu lalu harga pabrik Rp22 ribu. Paling tinggi Rp35 ribu,” katanya.(WIJ)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini