PUSKAPIK.COM, Pemalang – Makanan khas Kabupaten Pemalang, Sega Grombyang, menjadi salah satu dari 289 karya budaya yang ditetapkan menjadi warisan budaya tak benda (WBTB) Indonesia tahun ini.
Penetapan WBTB ini dilakukan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Perlindungan Kebudayaan Kementerian Pendidikan, dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Mendengar hal ini, Nurjanah (41) salah satu penjaja sega grombyang di Jalan R.E Martadinata Pemalang, mengaku turut senang dan bangga. Bagi dia, ini menjadi bukti sega grombyang memiliki daya saing.
“Berarti di masyarakat Indonesia itu grombyang enak. Ya saya berharap, sega grombyang terus dilestarikan sampai anak cucu cicit nanti,†ujarnya, Kamis 11 November 2021.
Nurjanah juga berharap, kedepannya sega grombyang sebagai makanan khas Kabupaten Pemalang ini lebih dikenal dimana-mana, pasca ditetapkan menjadi WBTB Indonesia.
“Perlu ada tugu sega grombyang di Pemalang, kan sega grombyang ini khas-nya Kabupaten Pemalang,†ungkap Nurjanah.
Kepala Dindikbud Pemalang, Mualip, menerangkan, sega grombyang menjadi WBTB Indonesia dan hak paten WBTB Kabupaten Pemalang dalam sidang penetapan oleh Kemendikbudristek pada 28 Oktober 2021 lalu.
Sebelum ditetapkan menjadi WBTB, makanan kebanggan wong Pemalang ini melalui proses yang cukup panjang. Mulai dari verifikasi, seleksi administrasi, peninjauan langsung hingga pembahasan sidang oleh tim WBTB.
“Kami mengajukan sega grombyang menjadi WBTB ke Kemendikbudristek sejak tahun 2019,†tutur Mualip.
Ditetapkannya sega grombyang diantara 289 karya budaya WBTB Indonesia tahun ini, kata Mualip, juga tak lepas dari dukungan Bupati dan Sekretaris Daerah Pemalang dalam pelaksanaannya, sejak awal hingga akhir.
“Sega grombyang akan selalu menjadi spirit dan bangga Pemalang,†ungkap Mualip.
Dalam historis singkatnya, sega grombyang atau nasi grombyang sendiri dibuat pertama kali sekitar tahun 1940 dengan tiga perguruan, yaitu Sagim, Samsuri dan Sanyan.
Nama makanan ini berasal dari bentuk penyajiannya, yaitu antara isi dan kuah lebih banyak kuahnya sehingga kelihatan bergoyang-goyang atau dalam bahasa Jawa ‘grombyang-grombyang’.
Sega Grombyang disajikan dengan mangkuk kecil yang di dalamnya terdiri sega (nasi), irisan daging kerbau dan kuah yang melimpah, serta dilengkapi dengan sate babat.
Penulis : Eriko Garda Demokrasi
Editor: Amin Nurrokhman