Bupati Batang Berikan Hadiah Laptop dan Gawai Kepada Siswa Tak Mampu

Advertisement

PUSKAPIK.COM, Batang – Sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di masa pandemi Covid-19 menuai persoalan bagi orang tua dan para pelajar di Kabupaten Batang. Keterbatasan fasilitas seperti gawai, laptop, kuota dan sinyal menjadi kendala bagi orang tua dan siswa tidak mampu.

Nadia Prasya Kusmawati (14), siswa SMPN 03 Kecamatan Blado dan Syifa Azalia (11), siswa SD Kandeman 01, merupakan dua di antara puluhan bahkan ratusan pelajar yang mengalami kesulitan fasilitas dalam mengikuti PJJ. Kesulitan kedua pelajar itu pun sampai terdengar hingga ke telinga orang nomor satu di Pemerintah Kabupaten Batang.

Untuk mendengar keluh kesah secara langsung, Bupati Batang Wihaji mengundang untuk program podcast ‘Curhat Wihaji’, di Kantor Diskominfo, Kabupaten Batang, Jumat, 26 Maret 2021.

Usai program konten podcast yang berlangsung di Kantor Diskominfo Batang, kedua pelajar dikejutkan dengan hadiah berupa laptop dan gawai dari Bupati.

Syifa Azalia, anak buruh tekstil mengaku tidak menyangka dan menduga mendapatkan hadiah yang selama ini diimpikannya. “Senang sekali dan tidak menyangka dapat laptop dan gawai dari Bupati Batang Wihaji,” katanya.

Ia mengaku kesulitan dalam pembelajaran daring hampir selama 1 tahun mengalami kesulitan, karena gawai milik ayahnya sering dibawa kerja. “Satu keluarga yang punya gawai hanya ayah, itu pun dibawa kalau berangkat kerja. Jadi selama hampir satu tahun ini ketinggalan materi pembelajaran,” katanya.

Senada juga disampaikan anak buruh penjahit yang duduk di bangku kelas 8 SMPN 3 Blado, Nadia Rasya Kusmawati (14). Ia yang ditanya oleh Bupati butuhnya apa untuk belajar daring, Nadia pun langsung menjawab tanpa basa basi butuh gawai.

“Alhamdulillah, gawai dan laptop bisa untuk belajar daring,” katanya.

Bupati Batang mengatakan, kedua anak ini merupakan potret belasan hingga puluhan pelajar di Batang yang mengalami kesulitan dalam sistem PJJ. Semoga dengan laptop dan gawai bisa menjadi semangat mengikuti belajar daring.

“Dari curhatan, kalau bahasa mereka sebenarnya sudah bosan PJJ. Kalau PJJ katanya susah untuk dipahami dan ada kerinduan untuk membentuk karakter. Saya juga berikan pemahaman dampak pandemi Covid-19 belum usai dan harap bersabar,” katanya.

Ia juga menyampaikan, beberapa SD dan SMP yang masuk dalam zona hijau sudah mulai Pembelajaran Tatap Muka (PTM), dengan catatan menjalankan protokol kesehatan sangat ketat.

Kontributor: Suryo Sukarno
Editor: Faisal M

Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to top
error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!