PUSKAPIK.COM, Pemalang – Emak-emak di Kelurahan Sugihwaras, Kabupaten Pemalang, mengisi kesehariannya dengan kegiatan ekonomi membuat kerajinan rajut. Berawal dari program Disnaker, kerajinan rajut kelompok emak-emak itu aktif dan berkembang, bahkan produknya pernah dipamerkan di luar negeri.
Dituturkan Ulzah, salah satu instruktur rajut, kegiatan emak-emak Kelompok Rajut Sugihwaras ini berawal dari program Tenaga Kerja Mandiri (TKM), Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Pemalang pada tahun 2017. Program itu menyasar pengangguran anggota keluarga Pekerja Migran Indonesia (PMI).
“Terus kayaknya kalau enggak dibina bakalan enggak jadi, bubar aja. Akhirnya saya bersama mba Zulfa, mba erna, minta dukungan sama Pak Lurah, saya bikin kelompok rajut sugihwaras,” kata Ulzah, Minggu, 21 Februari 2021.
Produk yang dihasilkan dari emak-emak Kelompok Rajut Sugihwaras ini bermacam-macam, mulai dari tas, dompet koin, dompet, sepatu, masker, syal, topi, sweater, dan masih banyak lainnya.
“Produksinya sehari tergantung ukuran, kalau dompet koin sehari bisa 5,” tutur Ulzah.
Untuk harga tiap produknya, kata Ulzah, juga tergantung model dan ukuran, mulai dari 10.000 sampai dengan 400.000 Rupiah. Contohnya dompet koin, dipatok harga 30.000 Rupiah untuk harga jual, berbeda lagi dengan harga reseller.
“Penjualannya masing-masing melalui medsos, tapi kalau ada event atau partai besar dibagi. Mereknya juga masing-masing, kalau pameran kita beri label Rajut Sugihwaras,” kata Ulzah.
Selain melalui medsos, bagi konsumen yang berminat bisa meninjau langsung produk-produk Kelompok Rajut Sugihwaras di RT 01/RW 05 Jalan Sembilang, Kelurahan Sugihwaras, Pemalang.
Ulzah menyampaikan, di Kabupaten Pemalang hanya Kelompok Rajut Sugihwaras yang aktif dan berkembang. Bahkan produknya pernah dipamerkan di luar negeri.
“Ada kunjungan kerja dari DPRD dan Bappeda Pemalang kunjungan kerja ke Mexico, dibawa kesana alhamdulilah laris manis,” kata Ulzah.
Namun belakangan, pandemi Covid-19 ini berdampak pada penjualan produk kerajinan rajut buatan emak-emak Kelurahan Sugihwaras ini. Bahan baku semakin mahal dan peminat juga menurun, tetapi mereka tetap memproduksi kerajinan rajut.
Menanggapi hal ini, Kasi Pengupahan dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Disnaker Pemalang, Arya Dhita, mengapresiasi keaktifan dan perkembangan Kelompok Rajut Sugihwaras.
Arya Dhita menyampaikan, program TKM kerajinan rajut di Kelurahan Sugihwaras tahun 2017 lalu bertujuan menciptakan wirausaha baru dalam rangka perluasan kesempatan kerja dan pengembangan pasar kerja. Program TKM dilaksanakan dengan mempertimbangkan bahan baku lokal yang dapat dikembangkan.
“Dengan pelatihan rajut diharapkan dapat memperluas pasar kerja dengan menjadi startup atau UMKM yang membutuhkan tenaga kerja sekitar,” kata Arya Dhita.
Diharapkan juga ada dukungan dari Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Pemalang dengan membantu pemasaran produk hasil kerajinan Kelompok Rajut Sugihwaras.
Penulis: Eriko Garda Demokrasi
Editor: Faisal M