Kuncinya Memang Dikunci

Advertisement

Oleh: Soni Dwi Sasono*

TAK tidur aku semalam. Wabah ini sungguh mengganggu pikiranku. Belum lagi perdebatan kawan- kawan yang selalu kuikuti, ikut membuat otak tak berhenti.Ya, perdebatan ini sungguh makan energi, emosi, namun aku tahu betul bahwa semua untuk negeri, untuk keberlangsungan umat manusia.

Ending pergulatan batin dan pikiranku adalah keputusan Walikota Tegal Dedy Yon Supriyono, untuk melakukan local lockdown adalah sangat benar, dan aku salut akan keputusan cepat dan berani ini. Tentunya tidak ada satupun solusi yang sempurna, apalagi untuk kasus besar seperti ini.

Namun setidaknya langkah kunci sudah dilakukan, menutup akses masuk dan keluar manusia dari Kota Tegal. Karena melawan corona satu satunya jalan adalah memutus rantai.

Hal-hal lain yang menyangkut kekurangan kekurangan di sana sini, seluruh elemen masyarakat dan pemerintah daerah perlu segera bersama sama melengkapi untuk saling menguatkan, kelemahan di sana sini segera saling mengingatkan untuk memperbaiki. Intinya adalah barikade sudah dibuat, logistik, kesehatan, sistem kontrol dan lain-lain, segera menyusul disempurnakan, integrated defences mekanism.

Warga Tegal yang terkena Covid 19 belum banyak dan medis akan menyelesaikan ini. Artinya kalau mekanisme ini berjalan di dalam kota maka beruntunglah warga Kota Tegal seperti hidup di tengah pulau terpisah yang tidak tembus corona.
Tokoh masyarakat, DPRD sekaranglah saatnya berperan besar menjadi lokomotif yang menghidupi warga kota, menjadi pemimpin di setiap lini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Tegal.

Banyak yg bisa dikerjakan, pemerintah mengendalikan harga menjaga pasokan bahan pokok dari luar, menumbuhkan padat karya untuk sedikit mengisi dompet warga, memberdayakan donasi masyarakat untuk dapur umum, semua dengan skala Kota. Walikota tinggal melakukan supervisi, ratas untuk penyempurnaan. Bahkan dengan ini memudahkan pemerintah untuk menyalurkan APBD.

Jika ini semua bisa berjalan, maka Kota Tegal benar benar bisa menjadi kota surga di tengah wabah. Masyarakat daerah lain mimpi menjadi warga Kota Tegal.

Yang jadi persoalan adalah kapan para voulunter akan memulai, siapa?, yang jelas harus segera dan saya siap untuk memulai dengan cara saya, siapa mau gabung? Untuk kita, untuk warga untuk Kota yang amat kita cintai.

Dokter Tirta volunteer kemanusiaan yang terus moving mencukupi APD, dan terus mengkampanyekan aman corona, dia tahu betul bagaimana pergerakan wabah ini, tahu betul!, dan diapun tahu hanya satu jalan karantina wilayah, tagar karantina wilayah yang dia teriakkan bahkan sudah menjadi rintihan teriakan, memohon karena begitu cepat bahaya yang menyerang. Hingga hari ini pun dia terjungkal sakit (mudah mudahan bukan covid19).

Tirta tidak perduli situasi ekonomi yang makin ambruk, karena setidak tidaknya sebagai dokter dia meyakinkan kepada semua stakeholder supaya minimal melakukan langkah seperti kota Tegal tidak perlu menunggu sampai wilayah semakin lebar terpapar.

Tugas unsur lain yang akan sedikit demi sedikit mengatasi masalah ekonomi yang terkoyak-koyak bersama sama. Kuncinya hanya segera dikunci!, focusing, karantina wilayah memudahkan segala persoalan yang muncul bisa diketahui secara dini.

Ingat! jangan sampai wabah melebar, karena kalau wabah sudah makin melebar penderita makin banyak maka percuma karantina, dan tidak ada jalan lain, sekuat apapun ekonominya daerah tersebut akan layu dan hancur.
Serangan corona tidak bisa ditawar dan tidak bisa ditunda, yang bisa dilakukan adalah menghentikan di suatu titik, persoalan ekonomi bisa ditawar sedikit, digerakkan, diberdayakan dijunjung bersama sama.

The smoke is going down, itulah ujud ekonomi kita saat ini, dipertahankan dengan cara apapun ekonomi dunia sudah rontok, dollar sudah rp 20 ribu, apakah kita juga akan kehilangan nyawa kita?!, setidaknya dengan sehat kita bisa kembali bergerak mencari kehidupan yang sempat hilang. #karantinawilayah.

*Warga Kota Tegal
-Isi sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis (redaksi)

Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to top
error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!