Terus Berkarya, Ki Dalang Penjol, Perajin Wayang Golek Khas Pemalang

Advertisement

PUSKAPIK.COM, Pemalang – Perajin wayang golek khas Pemalang, berusaha bertahan di tengah gempuran budaya modern. Meskipun pandemi Covid-19 membuat semakin sulit, namun dia tetap berusaha bertahan agar budaya peninggalan leluhur ini tetap lestari.

Salah satu yang masih terus bertahan melestarikan menjadi perajin wayang golek adalah Tarnyono alias Ki Dalang Penjol, warga Desa Wonokromo, Kecamatan Comal, Kabupaten Pemalang. Pelestari budaya ini semakin langka bahkan hanya satu-satunya di daerah ini.

Kakek 60 tahun ini terus membuat wayang golek. Keahliannya mengukir golek cepak didapat secara turun temurun dari keluarganya. Dia merupakan generasi kelima yang melestarikan wayang golek ini.

Selain memproduksi wayang golek untuk pementasan, dia juga memproduksi wayang yang bisa dibeli para kolektor dan wayang mainan. Dalam pembuatan wayang golek cepak, Ki Penjol menggunakan kayu kedondong jaran atau nama latin lannea coromandelica.

Caranya, kayu jaran diambil dari kebun juga pagar atau sebagian dibeli. Setelah kering dibentuk dengan alat yang sederhana. Dengan tangan terambil, Ki Penjol membuat wayang golek ini dengan menggunakan alat yang juga sudah terun termurun dipakai para kakeknya dulu.

Caranya, kayu jaran diambil dari kebun juga pagar atau sebagian dibeli. Setelah kering dibentuk dengan alat yang sederhana. Dengan tangan terambil, Ki Penjol membuat wayang golek ini dengan menggunakan alat yang juga sudah terun termurun dipakai para kakeknya dulu.

“Kayu tersebut awet dan anti hama juga ringan serta mudah untuk diukir, diwarna juga dimainkan,” kata Ki Dalang Penjol, Rabu 31 Maret 2021.

Ia mengatakan, membuat wayang golek ini mendapat keahlian secara autodidak atau belajar sendiri. Prosefesinya sebagai dalang wayang golek membuatnya harus mempunyai banyak koleksi wayang sehingga harus membuat sendiri.

“Membuat satu wayang golek membutuhkan waktu sekitar satu minggu pengerjaan. Satu golek cepak mainan harga sekitar Rp 400.000 sampai Rp 500.000 bahkan bisa sampai satu juta rupiah untuk para kolektor,” katanya.

Ki Dalang Penjol menyebutkan, untuk satu set lengkap wayang giolek dibandrol seharga Rp 40 juta dan dikerjakan selama satu tahun.

Ki Dalang Penjol menunjukkan sejumlah wayang golek khas Pemalang.

“Selama ini yang memesan daerah sekitar juga kolektor luar daerah seperti Jakarta, Yogyakarta dan ada juga ke luar negeri namun melalui pihak ketiga,” ujarnya.

Menurutnya, masa pandemi ini para perajin jelas terkena dampaknya. Pemesanan semakin minim nyaris tidak ada lagi. “Untuk pentas wayang juga tak ada lagi kerena tak boleh ada kerumunan selama masih ada bahaya virus Covid-19,” ujarnya.

Kepala Desa Wonokromo, Imron Asnawi mengatakan pihak desa berusaha untuk terus melestarikan budaya wayang golek khas Pemalang termasuk perajinnya.

“Warga terutama anak usia sekolah akan dilatih agar bisa membuat wayang golek dan mementaskannya,” kata Imron.

Kontributor: Suryo Sukarno
Editor: Amin Nurrokhman

 

 

 

Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to top
error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!