PUSKAPIK.COM, Tegal – Kompleksitas Pemilu 2024 mendapat sorotan dari Anggota Komisi II DPR RI, Wahyudin Noor Aly. Dia menilai banyaknya jenis pemilihan dalam satu waktu justru membingungkan masyarakat dan menguras anggaran negara secara tidak efisien.
Hal itu diungkapkan dalam kegiatan sosialisasi dan penguatan pengawasan partisipatif terhadap penyelenggaraan Pemilu yang digelar di Hotel Premiere Tegal, Minggu siang (6/7/2025).
“Jangan sampai Pemilu jadi ajang buang-buang duit negara. Sudah mahal, bertele-tele, hasilnya malah dipermasalahkan dan diulang,” ungkap Wahyudin.
Menurut Politisi PAN yang akrab disapa Goyud, dalam Pemilu 2024 lalu, terlalu banyak pemilihan yang digabungkan, dari presiden, legislatif hingga kepala desa.
Hal ini tak hanya merepotkan masyarakat, tetapi juga membuat proses menjadi panjang dan rawan sengketa hukum.
Goyud juga menyoroti rencana pemisahan Pemilu nasional dan daerah pada 2029 dan 2031 yang dinilai menabrak semangat konstitusi.
“UUD 1945 jelas menyebut Pemilu lima tahun sekali, bukan tujuh. Ini yang sedang jadi perdebatan hukum karena putusan Mahkamah Konstitusi (MK) kemarin,” ujarnya.
Dia berharap agar ke depan ada perbaikan dan penyederhanaan sistem Pemilu, tanpa mengorbankan substansi demokrasi. Tujuannya agar hasil Pemilu bisa diterima semua pihak, tanpa drama gugatan atau pengulangan proses yang merugikan rakyat.
“Masih ada waktu panjang menuju 2029. Saya yakin akan ada solusi terbaik. Tapi prinsipnya, jangan bikin Pemilu ribet dan boros lagi,” tegasnya. **
Berita Lainnya di SMPANTURA.NEWS :
