Ketika OTG Corona Tetap Keluar Rumah Mencari Nafkah
- calendar_month Sen, 21 Des 2020

KPK menerima laporan sejumlah oknum kepala daerah yang mengambil kesempatan untuk meningkatkan citra diri di hadapan masyarakat, dengan 'membonceng' penggunaan dana penanganan Covid-19 dari pemerintah pusat. FOTO/PUSKAPIK/Candra Chandeki

Pengakuan Rosul mengungkap, dua kali isolasi mandiri dirinya tidak mendapatkan bantuan hidup dari pemerintah. Sehingga dia harus tetap keluar rumah mencari uang.
“Saya harus kerja untuk makan istri dan tiga anak. Kalau tidak kerja dari mana dapat uang untuk makan. Dua kali positif dan isolasi mandiri, belum pernah dapat bantuan sembako. Jadi meski positif, tetap kerja cari uang, jadi sopir mengantar barang. Meski kerja di luar rumah, saya berusaha tidak kontak langsung sama orang lain, kasihan nanti ketularan,” terang dia.
Soal bantuan sembako bagi pasien isolasi mandiri juga dikeluhkan oleh Sobar, Kades Kalilangkap Kecamatan Bumiayu. Warga Desa Kalilangkap yang dinyatakan positif juga tidak mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah selama isolasi mandiri. Akibatnya, mereka tetap keluar rumah untuk bekerja. Tidak hanya itu, mereka juga tetap ikut jamaah solat bersama warga lainya.
“Yang terjadi di desa kami, pasien OTG ini seharusnya mereka di rumah untuk isolasi. Tapi karena mereka tidak dapat bantuan pangan dan tetap kerja. Apalagi pasien ini merasa tidak sakit apa apa jadi ada yang tetap kerja di luaran dan bahkan ada yang ikut solat jamaah,” jelas Kades.
Sobar menyebut, jumlah pasien positif di Desa Kalilangkap sejak masa pandemi sebanyak delapan orang. Tiga orang dirawat, dan lima lainnya isolasi mandiri. Untuk membantu mereka, warga diminta untuk iuran.
“Ada lima yang isolasi mandiri, tapi mereka tidak mendapatkan bantuan makan dari pemerintah. Jadi warga saya minta inisiatif 1 rumah satu telur, tapi itu pun tidak banyak karena ekomoni warga juga sedang susah,” tutur Sobar.
- Penulis: puskapik