PUSKAPIK.COM, Batang – Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang digelar Dinas Kesehatan Kabupaten Batang terus dilaksanakan secera intens di berbagai sudut kecamatan.
Program ini menjadi angin segar bagi masyarakat, Selain bisa datang langsung ke Puskesmas, layanan kesehatan juga datang langsung ke mereka, tanpa perlu repot ke fasilitas kesehatan.
“CKG meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, indeks massa tubuh, lingkar perut, tekanan darah atau tensi, gula darah, pemeriksaan gigi dan mulut, serta pemeriksaan indera penglihatan dan pendengaran,” kata Kepala Dinas Kesehatan Batang Didiet Wisnuhardanto, saat ditemui di Kantornya, Jumat (11/7/2025).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Batang, program CKG yang merupakan inisiatif pemerintah pusat, telah menyentuh hampir 90 ribu warga dari berbagai kecamatan hingga instansi pemerintah daerah Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
“CKG juga menyasar deteksi dini kanker. Untuk perempuan usia 30-69 tahun, ada pemeriksaan kanker serviks melalui tes IVA atau HPV DNA. Sementara laki-laki usia 40 tahun ke atas mendapat layanan pemeriksaan kanker kolorektal,” jelasnya.
Yang membuat masyarakat kian antusias, pendaftaran CKG sangat mudah. Warga cukup membawa KTP dan mencantumkan nomor telepon yang bisa dihubungi petugas kesehatan. Data tersebut menjadi dasar rekam medis digital warga.
Tak berhenti di situ, Dinkes Batang juga bersiap menjalankan program skrining talasemia secara gratis. Padahal, biasanya biaya tes ini bisa mencapai Rp550 ribu per orang.
Didiet juga menyebutkan bahwa, pelaksanaan skrining masih menunggu kiriman alat dan bahan dari Kementerian Kesehatan. Peralatan yang dibutuhkan berupa fotometer dan hematology analyzer.
“Beberapa Puskesmas sudah punya alatnya, tapi bahan habis pakai seperti reagent masih menunggu drop dari Kemenkes. Sebagai langkah awal, Puskesmas akan melakukan skrining anemia dengan rapid test hemoglobin (HB). Bila terdeteksi anemia, pasien akan menjalani pemeriksaan darah lengkap saat reagent tiba,” terangnya.
Yang menarik, sasaran utama skrining talasemia adalah anak-anak kelas 7 SMP, terintegrasi dengan kegiatan CKG setiap awal tahun ajaran. Usia tersebut dipilih karena data kesehatan anak masih cukup akurat untuk intervensi pencegahan.
“Informasi dari Kemenkes, paling efektif memang dilakukan pada anak kelas 7. Karena itu, nanti pihak Puskesmas akan datang langsung ke sekolah atau jemput bola,” tegasnya.
Ke depan, sasaran skrining juga diperluas ke anak-anak usia 6 tahun. Program ini bahkan sudah terhubung dengan sistem digital. Hasil pemeriksaan akan dikirim dalam bentuk rapor kesehatan ke orang tua atau wali murid melalui WhatsApp, NIK, maupun kontak guru sekolah.
“Kalau ada kendala NIK atau KTP, nanti kita tetap bisa terbitkan rapornya. Nomor telepon orang tua atau guru akan digunakan untuk mengirimkan hasilnya,” ujar dia.
Ia menegaskan, skrining akan dimulai dari rapid test. Kalau dari situ ketahuan anemia, langsung lanjut dengan pemeriksaan darah lengkap saat reagent datang.
“Lewat program-program ini, Kabupaten Batang bergerak serius menyiapkan generasi sehat. Deteksi dini talasemia menjadi langkah kecil yang bisa berdampak besar, menyelamatkan masa depan ribuan anak,” pungkasnya. **
Berita Lainnya di SMPANTURA.NEWS :
