Pemkab Pekalongan Belajar Intelligence Room ke Situbondo

0
Bupati Pekalongan Asip Kholbihi bersama pejabat OPD diterima Bupati Situbondo Dadang Wigiarto saat kunker, akhir pekan lalu. FOTO/PUSKAPIK/DOK.HUMAS PEMKAB PEKALONGAN

PEKALONGAN (PUSKAPIK) – Pemkab Pekalongan melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Situbondo, Jawa Timur untuk belajar tentang intelligence room. Ini merupakan ruang pintar yang digunakan untuk menganalisis pengambilan keputusan, visualisasi demografi daerah, monitoring, dan evaluasi kinerja pemerintahan.

Kunker diikuti Bupati Pekalongan Asip Kholbihi dan istri, serta beberapa Kepala OPD terkait. Rombongan diterima langsung oleh Bupati Situbondo Dadang Wigiarto didampingi istri, Sekda beserta para Asisten Sekda, para Staf Ahli Bupati dan beberapa Kepala OPD terkait.

Menurut Asip, Kabupaten Pekalongan dan
Situbondo banyak memiliki persamaan, mulai dari kultur masyarakat yang kebanyakan santri, budaya dan etos kerja, hingga budaya panutan/patronase.

“Lebih spesifik tujuan kami melakukan kunjungan kerja ke Pemkab Situbondo ini adalah ingin belajar tentang intelligence room yang saya kira sudah bagus,” kata Asip saat kunker, Sabtu (15/2/2020) pagi.

Asip menyampaikan bahwa saat ini pihaknya sedang menyusun tahap awal intelligence room. “Secara khusus Dinas Kominfo akan kami minta untuk belajar ke sini, karena intelligence room di Pemkab Situbondo ini cukup komprehensif, lengkap dan datanya cukup update serta kontennya sudah luas menjangkau berbagai hal yang penting. Seperti diperlihatkan bagaimana potensi PAD sangat penting untuk mendeteksi sejauh mana ketaatan wajib pajak restoran untuk membayar retribusi makanan. Kemudian yang lain seperti data kemiskinan, dan lain-lain. Semuanya itu bagus sekali,” kata Asip.

“Kami banyak belajar dari Bupati Situbondo tentang tata kelola pemerintahan yang baik (good corporate governance). Kami ucapkan terima kasih kepada Bupati Situbondo beserta jajaran yang telah berkenan menerima kami dan rombongan dari Pemkab Pekalongan. Meskipun hari ini libur tapi dengan sangat wellcome Bapak Bupati Dadang menerima kami sebagai sahabat untuk belajar bagaimana good corporate governance itu dijalankan dengan baik dan impact-nya sangat bagus untuk kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.

Selanjutnya, kata Asip, Pemkab Pekalongan dan Situbondo juga akan melakukan kerja sama di bidang pembatikan.

“Kami siap untuk melatih para pengrajin batik yang ada di Kabupaten Situbondo ini, sekaligus memasok bahan bakunya supaya mendapat kain batik yang berkualitas dengan harga yang cukup bersaing dan bagaimana cara teknik membatik yang berkualitas,” katanya.

“Sebagai informasi, santri asal Pekalongan juga banyak yang mondok di Kabupaten Situbondo, yakni di Ponpes Asembagus. Itu sudah menjadi sosio kultural dan keagamaan yang berjalan sudah cukup lama antara masyarakat Pekalongan dengan masyarakat Situbondo melalui jalur pesantren. Saya menyambung silaturahmi melalui jalur birokrasi sebagai Bupati Pekalongan,” katanya.

Sementara itu, Bupati Situbondo Dadang Wigiarto menerangkan bahwa intelligence room adalah ruang pintar yang memiliki sembilan fungsi sekaligus, di antaranya analisis pengambilan keputusan, visualisasi demografi daerah, monitoring, dan evaluasi kinerja pemerintahan.

Selain itu, lanjut dia, ruangan tersebut juga berfungsi memantau pelayanan publik di setiap OPD, CCTV, tracking information system, dan video conference, pusat pengaduan masyarakat dan pusat penyusunan strategi (war room).

“Dengan adanya Intelligence Room ini, sekarang sudah tidak ada lagi batas-batas dan hambatan dalam mendapatkan informasi maupun dalam mengevaluasi kinerja dari masing-masing OPD dan sehingga transparansi benar-benar terjaga,” kata Dadang.

“Dengan adanya `Intelligence Room` ini juga menjadi tanda bahwa kami telah siap bergabung dan bersaing di era digitalisasi dan globalisasi,” ujarnya.

Dadang menjelaskan, perwujudan intelligence room telah dilakukan sejak lama dan setiap OPD diminta melakukan perubahan manajemen birokrasi dan pelayanan publik dari manual menjadi digital yang bertujuan pelayanan bagi masyarakat menjadi lebih efektif dan efisien.

“Utamanya terkait pelayanan di perizinan, jika sebelumnya perizinan butuh waktu tiga hari kini hanya perlu waktu satu jam saja,” katanya.

Menurut dia, ada beberapa OPD yang saling berintegrasi dalam beberapa kewenangan yang sama dan salah satunya dalam perencanaan keuangan yang dilakukan oleh Bappeda dan BPPKAD melalui aplikasi Sirka (Sistem Informasi Perencanaan dan Keuangan Daerah).

Hal ini tidak bisa lagi dilakukan penyalahgunaan wewenang, karena hanya dipegang oleh beberapa orang untuk membuka aplikasi.

Intelligence room merupakan ruangan yang terisi layar besar dengan sistem informasi terpadu yang terintegrasi dengan OPD yang berisi 225 aplikasi dengan rincian 125 layanan, 50 laman pelayanan, dan 45 aplikasi lainnya. (YON)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini