Ada Bentrokan Saat Pengajian Habib Rizieq di Pemalang, Bupati : Jangan Terprovokasi!

PUSKAPIK.COM, Pemalang – Bupati Pemalang, Anom Widiyantoro, meminta seluruh pihak untuk menahan diri dan tak terprovokasi dengan insiden bentrokan antara massa PWI-LS dan Front Persaudaraan Islam (FPI) di Pegundan.

Anom menegaskan, ke depan tak boleh lagi ada perselisihan antar sesama yang mengatasnamakan golongan maupun agama di daerahnya. Persatuan lebih penting dalam membangun bangsa.

“Pasca kejadian ini Pemalang harus kondusif, jadi tidak usah terprovokasi dan jangan terbawa emosi.” kata Bupati Anom ditemui usai acara tabligh akbar yang dihadiri Habib Rizieq Shihab, Kamis (24/7/2025), dini hari.

Menurutnya menjaga persatuan dan kesatuan lebih penting demi keutuhan bangsa dan kelangsungan pembangunan di Kabupaten Pemalang. Masyarakat lebih baik fokus pada kegiatan-kegiatan produktif.

“Tidak ada lagi yang mengatasnamakan golongan atau agama kalau kita ingin membangun Pemalang.” tegas Anom Widiyantoro.

Bupati Pemalang, Anom Widiyantoro sendiri didampingi Dandim 0711/Pemalang, Letkol Inf Muhammad Arif, Kapolres Pemalang, AKBP Eko Sunaryo, hadir langsung dan memantau jalannya acara tabligh akbar itu.

Seperti diketahui, bentrokan antara Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI-LS) dengan Front Persaudaraan Islam (FPI) di Desa Pegundan, Petarukan, Kabupaten Pemalang, Rabu (23/7/2025), malam.

Insiden itu terjadi di tengah tabligh akbar dalam rangka Peringatan Tahun Baru Islam dan Haul KH Muhammad Hasyim yang digelar Majelis Baburrohmah Petarukan di Jalan Garuda 1 Dusun Sambo, Desa Pegundan, Pemalang.

Kericuhan pecah usai massa PWI-LS yang menolak kehadiran Habib Rizieq Shihab berhasil menyisir dan menembus ke sekitar lokasi acara tabligh akbar. Kedua massa pun berhadapan, hingga akhirnya bentrokan tak terhindarkan.

Sejumlah orang dikabarkan jadi korban dalam bentrokan ini, termasuk personel kepolisian yang tengah berjaga. Para korban dilarikan ke Rumah Sakit Siaga Media serta fasilitas layanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan.

“Iya, ada korban yang masih dirawat di rumah sakit, masih dimonitor, semua ditangani melalui tenaga medis puskesmas dan rumah sakit.” terang Bupati Anom Widiyantoro.

“Jumlahnya masih didata, kita masih belum dapat laporan resmi. Ada yang menyampaikan 5, ada yang menyampaikan 13. Jadi harus kita pastikan lagi.” jelasnya. **

Berita Lainnya di SMPANTURA.NEWS :

Loading RSS Feed
error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!