‘Bapak’ Kakean Polah
- calendar_month Sen, 18 Jul 2022


ANAK polah, Bapak kepradah. Lazimnya begitu. Tapi sialnya, yang terjadi di Pemalang justru sebaliknya. Loh kok bisa?
Bupati ibaratnya Bapak, rakyat sebagai anaknya. Bupati-ne kakean polah (banyak tingkah), pada akhirnya menimbulkan dampak yang harus ditanggung rakyatnya.
Gaduh, gaduh dan gaduh lagi. Dagelan, dagelan, dagelan tak ada henti. Entah apa yang ada di isi kepala Mas Bupati, sampai kebijakannya selalu menimbulkan kontroversi.
Perubahan yang dijanjikan bukan cuma isapan jempol, tapi sudah masuk kategori janji palsu alias bullshit! Setahun lebih memimpin Pemalang bukannya kota ini menjadi lebih baik, justru sebaliknya.
Kemiskinan ekstrem, jual beli jabatan, jual beli proyek, jalan bodol (rusak), kinerja birokrasi yang makin amburadul, kegaduhan politik antar eksekutif dengan legislatif, dan masih banyak persoalan lainnya.
Lalu bagaimana kita sebagai rakyat menyikapinya dengan kondisi seperti ini?
Nasi sudah jadi bubur, sepolah apapun Mukti Agung Wibowo, dia adalah Bupati Pemalang saat ini. Nah, sebagai rakyat, kita teruslah bersuara mengkritisi kebijakan rezim Agung ini, menggonggong sekeras-kerasnya, dengan caranya masing-masing, apapun, sebisanya, termasuk bersuara di media sosial.
Apa itu berpengaruh? Tentu ada! Setidaknya mempengaruhi opini publik, supaya yang benar tersampaikan benar, yang salah tersampaikan salah. Syukur-syukur ikut mempengaruhi untuk merubah kebijakan.
Seperti yang terjadi hari ini. Bupati Agung yang awalnya ngotot, wangkot tak mau mencopot “Pemalang Aman” lalu kembalikan “Pemalang Ikhlas” akhirnya “takluk” dengan desakan rakyat.
- Penulis: puskapik