Mayoritas Karyawan Pegadaian Jateng/DIY Tolak Holdingisasi, Ini Alasannya
- calendar_month Sen, 1 Mar 2021

Penolakan karyawan Pegadaian terhadap rencana holdingisasi merata di seluruh Indonesia termasuk di Jawa Tengah.FOTO/PUSKAPIK/ISMU PURUHITO

PUSKAPIK.COM, Semarang – PT Pegadaian (Persero) melalui Serikat Pekerja (SP) PT Pegadaian terus secara tegas menolak rencana ‘pencaplokan’ perusahaan dengan skema holding dan akuisisi yang akan dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Tbk) atau BRI. Di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga kompak dan mendukung penolakan tersebut.
Ketua DPD SP Pegadaian Jawa Tengah/DIY Nur Wachid menegaskan, mayoritas karyawan PT Pegadaian di Jateng dan DIY sepakat menolak holdingisasi atau merger tersebut. Penolakan terlihat dari pemakaian pita hitam pada lengan kiri para karyawan Pegadaian di Jateng dan DIY pada bberapa hari ini.
Aksi pemakaian pita hitam ini, menurut Nur Wachid, dilakukan secara spontan oleh karyawan karena pemerintah tidak merespons dengan baik tuntutan penolakan holding ultra mikro.
“Itu merupakan ekspresi perasaan karyawan Pegadaian. Mereka mengekspresikan penolakan dengan pasang pita hitam sebagai simbol duka dan solidaritas mereka,†jelasnya.
Budi Purnomo, Ketua DPC SP Pegadaian DIY saat dihubungi juga mengatakan hampir semua karyawan PT Pegadaian di DIY menolak rencana kontroversial tersebut.
“Alasannya jelas, ditinjau dari berbagai aspek justru akan merugikan Pegadaian. Ini merupakan ekspresi, bukan perlawanan pada kebijakan Pemerintah. Kami karyawan
juga tetap bekerja dengan baik serta profesional,†tegasnya.
Budi menjelaskan, Pegadaian tidak layak menjadi bagian holding, karena merupakan perusahaan sehat dan berkinerja baik.
“Bahwa pegadaian adalah perusahaan yang sehat
tidak pernah rugi. Tidak selayaknya menjadi bagian holding,†katanya.
- Penulis: puskapik