Setelah Viral, Produksi Spring Bed Abal-abal di Tegal Disetop
- calendar_month Rab, 6 Jan 2021

Camat Pangkah, Bambang Sihana dan Kapolsek Pangkah AKP Awan Agus mendatangi salah satu lokasi pembuatan kasur pegas tanpa merk di Desa Grobog Kulon, Rabu siang, 6 Januari 2021.FOTO/PUSKAPIK/WIJAYANTO

“Saya tidak tahu kalau ada penawaran sampai segitu dan pakai omongan cuci gudang. Saya tahunya sales bayar ke saya sesuai harga yakni Rp. 140.000 per kasur,” tegasnya.
Riyanto mengakui sudah menggeluti usaha produksi kasur pegas tanpa merk selama dua tahun. Dalam sebulan rata-rata omset penjualannya mencapai 100 kasur.
“Kalau jualnya nggak mesti sehari laku berapa. Ya rata-rata sebulan 100 kasur. Sekitar segitu,” ungkapnya.
Atas kejadian yang menimpa tiga salesnya di Pekalongan, Riyanto diminta membuat surat pernyataan tidak lagi menjual kasus pegas tanpa merk di wilayah Pekalongan. Surat pernyataan tersebut dibuat di Polsek Pekalongan Selatan disaksikan warga dan Polisi.
“Saat ini saya berhenti produksi dulu. Saya masih trauma dengan kejadian yang dialami sales saya kemarin di Pekalongan,” ujarnya.
Camat Pangkah Bambang Sihana beserta Kapolsek Pangkah AKP Awan Agus menyambangi sejumlah produsen kasur pegas tanpa merk di Desa Grobog Kulon, Rabu siang, 6 Januari 2021. Bambang Sihana mengatakan, pihaknya bersama Muspika akan segera mengumpulkan para produsen kasur.
“Nanti akan kami kumpulkan, kami beri pembinaan. Ya nanti kami beri pengertian kalau menjual dengan harga wajar dan jangan sampai merugikan konsumen,” ujar Bambang Sihana
Kontributor: Wijayanto
Editor: Amin Nurrokhman
- Penulis: puskapik