Awas Demam Berdarah, di Pemalang Tercatat 35 Penderita

Surip, Kepala seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular (P2PM), Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang, saat ditemui di kantornya, Senin 2 November 2020.FOTO/PUSKAPIK/ERIKO GARDA DEMOKRASI

.PUSKAPIK.COM, Pemalang – Hingga minggu ke 44 tahun 2020, ada 35 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Pemalang. Dari 35 kasus itu, 17 penderita di antaranya adalah Laki-laki, kemudian 18 lainnya Perempuan.

Itu dikatakan Surip, Kepala seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular (P2PM), Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang, saat ditemui di kantornya, Senin 2 November 2020.

“DBD, itu demam berdarah ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypti, jadi nyamuk itu berkembang biak di tempat penampungan air, namanya kontainer. Seperti di tempat-tempat penampungan air, seperti di tempat pembuangan sampah kan banyak plastik-plastik yang menampung air saat hujan,” kata Surip.

Maka, langkah-langkah pencegahan penyakit DBD bisa dilakukan masyarakat dengan rajin menguras tempat penampung atau genangan air. Karena, kata Surip, siklus nyamuk Aedes aegypti mulai dari telur hingga bisa terbang, hanya memakan waktu seminggu. Pencegahan itu terangkum dalam langkah 3M (Menguras,Menutup,Mendaur ulang).

“Daerah di Pemalang dari 35 penderita, mayoritas daerah pantura. Namun demikian, sejauh ini di tahun 2020, belum ada kasus meninggal akibat DBD di Pemalang. Pantura itu endemis, artinya setiap tahun ada kasus. Faktornya suhu, jadi nyamuk itu habitatnya di daerah dibawah 1000 Meter diatas permukaan laut (Mdpl). Makanya daerah pantura cocok untuk berkembang biak nyamuk,” terang Surip.

Dituturkan Surip, dari 35 penderita itu, yang terbaru ada di Kecamatan Taman, yaitu 2 orang. Menurut Surip, meski saat ini sudah memasuki musim penghujan, bukan berarti jumlah nyamuk akan meningkat. Justru, peningkatan jumlah nyamuk biasanya memuncak ketika musim hujan berakhir.

“Karena setelah hujan kan ada penampungan air, jadi ada benda-benda yang masyarakat tidak dikubur, didaur ulang, dan berpotensi menampung air,” jelas Surip.

Surip mengatakan, upaya yang dilakukan DKK Pemalang dalam mencegah DBD ini, diantaranya dengan sosialisasi melalui Puskesmas. Kemudian, Puskesmas juga menyediakan bubuk pembasmi jentik-jentik nyamuk (Lavasida) secara gratis.

“Kalau ada laporan kasus DBD, maka kami memerintahkan Puskesmas melakukan penyelidikan epidemologi. Puskesmas nanti melacak kurang lebih radius 100 meter segala arah, kalau ada gejala serupa kemudian dicari angka bebas jentiknya, sekitar 10%,” kata Surip.

Selanjutnya, Puskesmas bisa mengajukan rekomendasi ke Dinas Kesehatan untuk dilakukan tindak lanjut, seperti fogging. Surip mengimbau kepada seluruh masyarakat Pemalang, untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih, guna mencegah berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti dengan cara 3M.

Penulis : Eriko Garda Demokrasi
Editor : Amin Nurrokhman

Berita Lainnya di SMPANTURA.NEWS :

Loading RSS Feed

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!