Gaya Sat-Set Bupati Purbalingga, Fahmi Diuji: Politik Panas, Uang Tipis, Jalan Bolong di Mana-Mana
- calendar_month Ming, 5 Okt 2025


Gaya “sat-set” dan “gaspol” yang digaungkan Bupati Purbalingga, Fahmi Muhammad Hanif kini diuji keras.
Baru beberapa bulan menjabat, Fahmi dan wakilnya Dimas Prasetyaningrum sudah dikepung berbagai persoalan: infrastruktur rusak, fiskal seret, dan dinamika politik yang mulai memanas.
Janji membangun Purbalingga secara kolaboratif dan inovatif memang terdengar segar.
Namun di lapangan, realitas tak semulus visi. Banyak proyek besar menunggu, tapi anggaran daerah terbatas, sementara publik menuntut hasil cepat.
Infrastruktur Bolong, Anggaran Seret
Salah satu tantangan paling nyata adalah kondisi jalan kabupaten yang rusak. Data Pemkab menunjukkan, lebih dari 300 kilometer ruas jalan perlu perbaikan.
Program unggulan “Alus Dalane, Kepenak Ngodene” yang digadang-gadang menjadi simbol pembangunan rakyat kecil, kini harus berpacu dengan keterbatasan dana.
“Anggaran kita terbatas, tapi tuntutan masyarakat tinggi. Kami harus kreatif mencari solusi dan sumber pembiayaan lain,” kata Fahmi dalam Musrenbang Kabupaten 2025.
APBD Purbalingga tahun ini tercatat sekitar Rp 2,1 triliun, dengan ruang fiskal murni yang relatif sempit. Artinya, tak semua janji bisa langsung direalisasikan dalam waktu dekat.
Pemerintah daerah kini berupaya menggandeng provinsi, kementerian, dan pihak swasta untuk menutup celah pembiayaan.
Masalah lain yang tak kalah pelik adalah pengelolaan sampah. Kapasitas TPA Kalipancur disebut hampir penuh, mendorong Pemkab meluncurkan program “Keping Emas” (Kelola Sampah Purbalingga Emas).
- Penulis: Redaksi
- Editor: Nia