Jejak Sejarah Pecinan Tegal : Dari Perjanjian Giyanti hingga Kelenteng Tek Hay Kiong
- calendar_month Jum, 26 Sep 2025


TEGAL, puskapik.com – Tidak banyak yang tahu, keberadaan Pecinan Tegal ternyata sudah berusia ratusan tahun. Kawasan bersejarah ini lahir tidak lepas dari dinamika politik Jawa pasca Perjanjian Giyanti 1755 yang memecah Kerajaan Mataram menjadi dua.
Sejak saat itu, Tegal masuk ke dalam pengaruh VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) dan menjadi rumah bagi komunitas Tionghoa yang meninggalkan jejak budaya hingga kini.
Setelah wilayah Tegal jatuh ke tangan VOC, dibentuklah Sistem Opsir Tionghoa yang dipimpin seorang kapitein. Opsir ini bertugas mengurus hak-hak sipil warga Tionghoa, termasuk urusan peribadahan di kelenteng. Dari sinilah muncul tradisi religius yang kuat di kalangan masyarakat Tionghoa Tegal.
Menariknya, berbeda dengan daerah lain, Pecinan Tegal tidak memiliki Kong Kwan (kantor resmi opsir Tionghoa).
Sebagai gantinya, mereka memiliki semacam “klub house” yang menjadi pusat hiburan, bahkan menampilkan pertunjukan gamelan.
Sejarah Kelenteng Tek Hay Kiong
Ikon terbesar Pecinan Tegal adalah Kelenteng Tek Hay Kiong, yang dibangun sekitar tahun 1760 oleh Kapitein Souw Pek Gwan. Awalnya bernama Kelenteng Cin Jin Bio, bangunan ini mengalami renovasi besar pada 1837 oleh Kapitein Tan Koen Hway.
“Papan prasasti dari 1837 masih ada hingga sekarang. Di situ tercatat perubahan nama menjadi Kelenteng Tek Hay Kiong,” ungkap Rohaniwan Kelenteng, Chen Li Wei Dao Chang.
Kelenteng ini dipersembahkan untuk menghormati Kwee Lak Kwa, tokoh yang diyakini mencapai moksa dan mendapat gelar kedewaan laut Tegal, Tek Hay Cin Jin.
- Penulis: Muchammad
- Editor: Nia




























