Kyai Makmur : Ulama dan Pejuang Kemerdekaan dari Pemalang
- calendar_month Kam, 14 Agu 2025


Tumbuh dalam lingkungan keluarga ulama yang disiplin dan religius membentuk Makmur menjadi seorang santri. Maka, usai lulus dari Hollandsch-Inlandsche School (HIS) Pemalang tahun 1920, ia melanjutkan pendidikan dan memperdalam ilmu agamanya di Pesantren Grobogan (Purwodadi) dan di Godong, Demak, Jawa Tengah, tahun 1921.
Namun, Makmur tak begitu lama belajar disana. Hanya sekitar satu tahun. Ia kemudian kembali ke rumah orang tuanya di Pelutan, Pemalang. Hingga pada awal
tahun 1922 Makmur remaja bersama Komar Zen, kakak sepupunya, memasuki Pesantren Jamsaren, Solo, Jawa Tengah. Pesantren itu yang dipimpin oleh K.H. Idris, sebuah pesantren kondang kala itu.
Di Pondok Pesantren kali ini, Makmur remaja tak hanya dengan Komar Zen, ada banyak pula teman santri yang berasal dari Pemalang. Kurang lebih selama tiga tahun Makmur menimba ilmu di Pesantren Jamsaren, Solo dan pada tahun 1925 Makmur dewasa kembali pulang ke kampung halamannya di Pelutan, Pemalang.
Sebagai santri yang haus ilmu, Makmur tak berlama-lama di rumah. Tahun itu juga dirinya berangkat dan belajar agama di Pondok Pesantren Tebuireng. Jombang. Jawa Timur, pimpinan K.H. Hasyim Asy’ari. Ia berangkat bersama kakak sepupunya, Komar Zen, adik sepupunya, Hafas, putra H. Sanusi, adik-adik kandungnya Mahzun dan Makmun yang menyusul.
Santri Kepercayaan Hadratussyaikh K.H. Hasyim Asy`ari
Selama si Pesantren Tebuireng, Makmur disamping mengaji juga diberi tugas untuk mengajar di Madrasah Salafiah. la mengajar Kelas V dan VI. Karena kepandaiannya Makmur kemudian diangkat sebagai Kepala Guru dan akhirnya dipercaya oleh Hadratussyaikh K.H. Hasyim Asy`ari sebagai Lurah Pondok.
- Penulis: puskapik