Rabu, 1 Okt 2025
light_mode

Dua Dekade Hidup di Tengah Banjir Rob, Warga Gantungkan Harapan pada Tanggul Laut

  • calendar_month Sel, 24 Jun 2025

PUSKAPIK.COM, Demak – Warga di pesisir utara Pulau Jawa menggantungkan harapan pada proyek giant sea wall yang kini dikebut pemerintah pusat. Tanggul laut dianggap sebagai satu-satunya cara efektif menghadapi ancaman rob di kawasan pesisir.

Salah satu tokoh masyarakat Dukuh Pandansari, Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Zamroni (50), mengatakan, warga sangat berharap proyek tanggul laut yang saat ini sedang dikerjakan bisa segera terealisasi.

“Warga ingin sekali bencana rob ini sesegera mungkin teratasi dan bisa terselesaikan. Masyarakat sini kalau ditanya tentang rob, mungkin sudah tidak bisa merasakan lagi apa itu rob, karena sudah terlalu lama terbiasa hidup di tengah rob.  Sudah akrab dengan rob 20 tahun lebih,” ungkap Zamroni di temui di depan warung yang juga menjadi tempat tinggal bersama istri, Selasa (24/6/2025).

Menurutnya, warga desa sudah tahu kalau solusi mengatasi rob ini hanya dengan tanggul laut. Warga juga paham kalau penyedotan air dan pengerukan sungai, tak akan menyelesaikan persoalan rob untuk jangka panjang. Itu sifatnya hanya sementara.

“Warga juga tahu selama menunggu tanggul laut selesai, pemerintah juga mengusahakan menangani rob dalam jangka pendek. Semoga (tanggul laut) tidak sampai molor dan tertunda,” ungkapnya.

Zamroni warga asli setempat. Dia semula tinggal di RT 02 RW 04. Namun karena rob kian tahun meninggi, ia memutuskan hengkang dari rumah yang selama ini ditinggali bersama anak istri.

Rumahnya dibiarkan tenggelam. Dia kemudian menumpang tinggal di lahan milih BBWS yang ada di dekat dukuhnya. Di tempat itu, ia mendirikan warung untuk menghidupi keluarga sejak 2015 sampai sekarang.

Di area itu saat ini ada proyek pembangunan jalan tol Semarang Demak yang juga terintegrasi dengan tanggul laut.

“Rob paling parah itu mulai 2021. Di sini dampaknya yang paling parah. Setiap tahun warga di sini selalu meninggikan rumah satu meter. Bahkan tidak sampai setahun sudah meninggikan lagi. Lama-lama kan habis uangnya. Padahal kebutuhan kita tidak hanya soal meninggikan rumah, tapi juga kebutuhan sehari-hari, belum lagi anak sekolah,” kata Zamroni.

Dia dan sebagian besar warga tidak mampu lagi meninggikan rumah. Sebagian masih bertahan di tempat. Salah satunya adalah Sumaerah (70). Perempuan paro baya itu tetangga Zamroni.

Boleh dibilang, kehidupan Mbah Sumaerah sangat memprihatinkan. Bersama anak, menantu, dan dua cucu, ia tinggal di dalam rumah yang sudah tergenang air rob. Air yang menggenang setinggi perut orang dewasa. Dari luar, sepintas seperti rumah apung. Padahal kalau melongok ke dalam, kondisinya sudah sangat tidak layak untuk ditempati.

Di rumah papan itu, Mbak Sumaerah tinggal bersama anaknya, Unawanah (35) dan menantu, Syukron Akbar (37). Bahkan dua anak Unawanah yang masih belia, Narulita Noverona (8) dan Yunia Amalia (5), juga ada di dalamnya.

“Saya tinggal di sini sejak umur 15 tahun. Dulu saat saya remaja, robnya tidak setinggi ini. Sekarang parah banget,” ungkap Mbah Sumaerah.

Untuk masuk ke dalam rumah, harus membungkukkan badan. Perlu tambahan rangkaian bambu dan papan sebagai jembatan untuk jalan masuknya. Kalau kurang hati-hati, bisa terpeleset dan tercebur. Tak banyak perabot laiknya rumah pada umumnya.

“Setiap hari ya begini. Sudah puluhan tahun saya menjalani hidup di sini. Tidur, makan, mandi ya di dalam. Hidupnya di atas air rob,” ungkap nenek yang menderita sakit punggung dan mata tersebut.

Suaminya, Musa, meninggal tujuh tahun lalu. Mbah Sumaerah menggantungkan hidup pada anak dan menantunya yang bekerja sebagai buruh.

Ketika ditanya kenapa tidak mau pindah, ia menjawab lirih.

“Mau pindah kemana? Saya tidak punya uang sama sekali. Minta bantuan juga tidak ada yang memberi,” ungkapnya.

Mbah Sumaerah hanya bisa pasrah. Dia berharap pemerintah memberi perhatian dan bantuan. Tak hanya untuk dirinya, tapi juga untuk nasib dua cucu kesayangan.

Soal tawaran relokasi, Mbah Sumaerah tak buru-buru menerima. Dia khawatir jika ditarik biaya meski diberitahu kalau gratis. Diberikan lahan dan dibangunkan rumah secara cuma-cuma.

“Sementara di sini dulu saja. Kalau pindah nanti bayar pakai apa tanah dan bangun rumahnya? Untuk makan tiap hari saja susah, seadanya,” katanya.

Selain tanggul laut, Zamroni juga berharap agar pemerintah juga memperhatikan akses jalan desa yang biasa digunakan warga.

“Kasihan warga. Tiap hari di rumah hidup dengan rob, mau berangkat kerja juga susah. Minimal akses jalannya baik, biar bisa kerja untuk ekonomi keluarga,” katanya.

Zamroni, Mbah Sumaerah, dan warga lain di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, berharap besar pada proyek giant sea wall. Warga yang sudah pasrah, ingin kehidupannya jauh lebih baik. **

Bagikan Ke Teman
  • Penulis: puskapik

Rekomendasi Untuk Anda

  • Siswa SMK di Tegal Mampu Merakit Laptop

    • calendar_month Sab, 24 Apr 2021
    • 0Komentar

    PUSKAPIK.COM, Tegal – Pelajar SMK Negeri 1 Dukuhturi dan SMK Negeri 1 Bumijawa, Kabupaten Tegal mampu merakit Laptop. Wakil Kepala SMK Negeri 1 Dukuhturi Teguh Santoso mengungkapkan, komponen elektronik pada laptop rakitan ini berasal dari Perusahaan Axioo dan Acer. “Sebelum memasuki fase produksi, kedua perusahaan tersebut memberikan pelatihan terpadu kepada siswa dan guru,” ujar Teguh […]

    Bagikan Ke Teman
  • Masih Banyak Korupsi di Daerah, Begini Kata KPK

    • calendar_month Sel, 15 Jun 2021
    • 0Komentar

    PUSKAPIK.COM, Tegal – Direktur Koordinasi dan Supervisi Wilayah-III KPK RI, Brigjen Bahtiar Ujang Purnama, mengatakan, kepala daerah harus melakukan penguatan integritas dan pemberantasan korupsi dalam rangka perbaikan tatakelola pemerintah daerah. Dua hal tersebut perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya korupsi di lingkungan pemerinta daerah. Menurut Bahtiar, korupsi masih banyak dilakukan oleh kepala daerah. Penyebabnya karena kepala […]

    Bagikan Ke Teman
  • Raperda Pemalang 2021, Begini Jawaban Eksekutif Terhadap PU Fraksi DPRD

    • calendar_month Kam, 3 Jun 2021
    • 0Komentar

    PUSKAPIK.COM, Pemalang – Pemerintah Kabupaten Pemalang menjawab pandangan umum fraksi-fraksi DPRD terkait Raperda tahap I tahun 2021, dalam rapat paripurna yang digelar siang tadi, Kamis 3 Juni 2021. Jawaban eksekutif itu disampaikan oleh Wakil Bupati Pemalang, Mansur Hidayat. Pada tahap I tahun ini, total ada 6 Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) yang masih dalam proses pembahasan. […]

    Bagikan Ke Teman
  • Perbaikan Jalan dan Akses Internet, Mencuat Saat Reses Anggota DPRD

    • calendar_month Rab, 11 Mar 2020
    • 1Komentar

    PUSKAPIK.COM, Pemalang – Masa Reses atau serap aspirasi dan tatap muka bersama Anggota DPRD Pemalang Fraksi PDI Perjuangan, Rinaldi Firdaus Kautsar, di Desa Banjardawa Kecamatan Taman, Rabu (11/3/2020) diwarnai dengan rebutan selfie oleh warga. Banyak usulan perbaikan jalan dan akses internet. Anggota DPRD Pemalang, Rinaldi Firdaus Kautsar, menampung aspirasi warga di Daerah Pemilihan (Dapil 2) […]

    Bagikan Ke Teman
  • DPRD Kabupaten Tegal Buat Perda Inisiatif, Akomodir Keluhan Masyarakat Soal Kewenangan Jalan

    • calendar_month Sen, 22 Sep 2025
    • 0Komentar

    TEGAL, puskapik.com – DPRD Kabupaten Tegal melalui Badan Pembentukan Peraturan Daerah atau Bapemperda membuat Perda inisiatif tentang Pemeliharaan Infrastruktur Jalan Kabupaten dan Pengembangan Infrastruktur Berkelanjutan. Untuk pembuatan Perda tersebut, Bapemperda menggelar publik hearing di Ruang Badan Anggara DPRD Kabupaten Tegal, Senin 22 September 2025. Wakil Ketua Bapemperda DPRD Kabupaten Tegal, Nuridin mengatakan, Raperda Pemeliharaan Infrastruktur […]

    Bagikan Ke Teman
  • Satgas Halal ,Sasar Sertifikasi UMKM

    • calendar_month Sen, 12 Agu 2024
    • 0Komentar

    PUSKAPIK.COM, Batang – Layanan sertifikat halal Kemenag Batang bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) masih menjadi konsentrasi untuk meningkatkan mutu dan kepastian kehalalan produk. Dalam rangka pelayan prima Kemenag intens melakukan pendampingan dan pengawasan produk halal, pada pelaku UMKM binaan PT. Bhimasena Power Indonesia (BPI). Pengawas Halal Kemenag Batang Siswoyo mengatakan, sertifikasi bukan […]

    Bagikan Ke Teman
error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!
expand_less