Teladan dalam Senyap
- calendar_month Kam, 19 Mar 2020

Drs. Budhi Rahardjo MM, alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNDIP '79

BUPATI Kulonprogo Hasto Wardoyo (yang ayahnya asli Desa Kalirandu Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang ) cara mengurus daerahnya menggunakan visi yg sangat sederhana ‘Bela dan Beli Kulonprogo’.
Kulonprogo bukanlah daerah yang jadi sorotan media dan riuh menjadi berita media online juga TV. Bukan kota besar seperti Bandung, Surabaya, apalagi Jakarta.
Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, pun tak sepopuler Bu Risma Wali kota Surabaya dan Abdulah Azwar Anas Bupati Banyuwangi juga Kang Emil semula Walikota Bandung.
Walau tanpa sorotan media dan riuh unggahan medsos, Hasto Wardoyo telah meletakkan spirit kemandirian sebuah masyarakat. Ia mengajak warganya keluar dari kemiskinan, dengan kekuatannya sendiri.
Hasto memberi teladan dalam senyapnya publikasi. Ia memulai dengan gerakan ‘bela dan beli Kulonprogo’. Antara lain, dengan mengeluarkan kebijakan yang mewajibkan para pelajar dan PNS di sana mengenakan seragam batik geblek renteng, batik khas Kulonprogo, pada hari tertentu.
Ternyata, dengan jumlah 80.000 pelajar dan 8.000 PNS, kebijakan ini mampu mendongkrak industri batik lokal.
Sentra kerajinan batik tumbuh pesat, dari semula cuma 2 menjadi 50 an. Ribuan perajin batik Kulonprogo yang biasanya bekerja di Yogyakarta, kini bisa bekerja di Kulonprogo. Uang ratusan miliar rupiah dari usaha kecil inipun berputar di Kulonprogo.
Hasto, yang menjabat Bupati sejak 2011, juga berusaha menjamin pendapatan petani lokal, dengan mewajibkan setiap PNS membeli beras produksi petani Kulonprogo, 10 Kg/bulan.
- Penulis: puskapik