Kasihan, Bayi 6 Bulan Derita Jantung Bocor, Infeksi Paru dan Bibir Sumbing
- calendar_month Rab, 11 Mar 2020

FOTO/PUSKAPIK/ISTIMEWA

Di rumah yang ditempati Pujiyanto, ada empat tabung hasil pinjaman dari perusahaan gas. Sedangkan untuk mengisi ulang harus membeli sendiri dengan biaya isi ulang Rp 70 Ribu.
“Saya kerja di galangan kapal, hasil sehari hanya cukup untuk beli oksigen. Kebutuhan lain seperti pampers, susu dan lainnya memang tidak mencukupi. Beberapa bulan lalu jual motor namun sekarang uang itu sudah habis, di rumah tidak ada lagi yang bisa dijual. Saya sempat berhenti kerja tiga bulan, istri sempat down namun saya motivasi agar berani mengurus sendirian. Akhirnya istri sanggup dan saya kemudian bekerja agar bisa beli oksigen,” tutur Pujiyanto.
Kini, Pujiyanto dan keluarga masih menumpang di rumah milik kakaknya. Dia telah menjual motor dan sepedanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keluarga besar Pujiyanto juga mendukung secara finansial meskipun dengan segala keterbatasan.
“Harta saya tinggal dipan kayu dan kompor, saya berniat mau jual. Namun oleh temen saya dimarahi habis-habisan karena dipan untuk tidur Bima, kompor buat masak istri. Teman dan keluarga besar saya lah yang mendukung saya selama ini,” bebernya.
Kendati demikian Pujiyanto mengaku menjalaninya dengan ikhlas. Tanpa mengeluh dan fokus untuk kesembuhan anaknya.
“Jalani saja, Gusti Allah yang mengatur,” tuturnya.
Sedangkan Ibu Bima, Umi Latifah (30), mengungkapkan, kondisi Bima memang saat ini harus dipantau selama 24 jam. Sebab anaknya bernafas tergantung dengan oksigen dari tabung, ketika masker yang menghubungkan antara alat pernafasan dengan tabung lepas ditakutkan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
- Penulis: puskapik