Tiga Tokoh Pemalang Bersuara, Pesantren Pilar Moral dan Intelektual di Era Modern
- calendar_month Ming, 26 Okt 2025


PEMALANG, puskapik.com – Di tengah derasnya arus modernisasi, tiga tokoh Pemalang mengingatkan kembali bahwa pesantren bukan sekadar tempat menimba ilmu agama, melainkan kawah candradimuka yang melahirkan generasi berintegritas dan berdaya saing.
Pandangan itu mengemuka dalam diskusi bertema “Berangkat dari Pesantren” yang digelar Forum Politics & Historical Discourse (PHD) di Sekretariat PHD, Jalan Baja Banyumudal, Moga, Pemalang, Sabtu 25 Oktober 2025.
Diskusi ini menghadirkan tiga tokoh Pemalang yang memiliki latar belakang pendidikan pesantren, yakni Ma’mun Riyad (Anggota DPRD Pemalang Fraksi PKB), Syaefudin Juhri (Komisioner Bawaslu Pemalang), dan Umar Taufiq (Komisioner KPU Pemalang).
Founder PHD, Akromi Mashuri, menjelaskan bahwa tema pesantren diangkat bertepatan dengan momentum Hari Santri Nasional. Menurutnya, forum tersebut menjadi ajang refleksi untuk melihat kembali bagaimana pesantren bertransformasi di tengah derasnya arus modernisasi.
“Di era modern yang serba digital, pesantren harus mampu beradaptasi dengan perkembangan jaman tanpa meninggalkan akar tradisionalnya,” ujarnya.
Syaefudin Juhri, yang merupakan alumni Pesantren Salafiyah Pemalang, menegaskan pentingnya peran pesantren dalam menjaga moralitas generasi muda di era digital.
“Pesantren tidak boleh kehilangan peran utamanya dalam membangun generasi yang kuat secara moral dan intelektual,” ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa kini banyak pesantren mulai membuka diri terhadap sistem pendidikan modern tanpa meninggalkan nilai-nilai tradisionalnya. Integrasi antara kurikulum nasional dan kurikulum pesantren disebutnya sebagai langkah strategis untuk menjawab tantangan zaman.
- Penulis: Eriko Garda Demokrasi
- Editor: Nia




























