Sowan ke Astana Mangadeg, Menelisik Kisah Tiji Tibeh Pangeran Sambernyawa
- calendar_month Kam, 25 Sep 2025


Mengutip Jendral Wiranto dalam bukunya ”Memahami Jejak Langkah Pangeran Sambernyawa” (2005), strategi tempur RM Said yang menggunakan tiga konsep “Dedemitan”, “Weweludan” dan “Jejemblungan” mengacu pada tindakan taktis yang dilandasi pertimbangan kerahasiaan, pendadakan, kecepatan gerak dan kepandaian mengecohkan lawan.
”Keputusan menyerang benteng Belanda di Yogyakarta merupakan strategi tak lazim, misterius, dan tak pernah diperhitungkan lawan. Hal ini karena telah sekian lama RM Said menarik lawannya ke daerah hutan dan gunung”.
Serbuan Mangkunegoro ke Keraton Yogyakarta mengundang amarah Sultan Hamengku Buwono I. Ia menawarkan hadiah 500 real, serta kedudukan sebagai bupati kepada siapa saja yang dapat menangkap Mangkunegara.
Sultan gagal menangkap Mangkunegoro yang masih keponakan dan juga menantunya itu. VOC, yang tidak berhasil membujuk Mangkunegoro ke meja perundingan, menjanjikan hadiah 1.000 real bagi semua yang dapat membunuh Mangkunegoro.
Tak seorang pun yang berhasil menjamah Mangkunegara. Melihat kenyataan tersebut, Nicholas Hartingh, pemimpin VOC di Semarang, mendesak Sunan Paku Buwono III meminta Mangkunegara ke meja perdamaian.
Sunan mengirim utusan menemui Mangkunegoro, yang juga saudara sepupunya.
Terjadi Perdamaian
Mangkunegara menyatakan bersedia berunding dengan Sunan dengan syarat tanpa melibatkan VOC.
Mangkunegara menemui Sunan di Keraton Surakarta dengan dikawal 120 prajuritnya.
Sunan memberikan dana bantuan logistik sebesar 500 real untuk prajurit Mangkunegara.
- Penulis: Hoed
- Editor: dwa