Ribuan Warga Deklarasi Damai, Tolak Anarkisme
- calendar_month Sen, 1 Sep 2025


“Kalau kita kompak, Forkompinda lengkap bisa kompak, dari atas sampai bawah bisa kompak. Maka, Brebes aman dengan kita yang kompak,” ujarnya.
Aliansi Warga Brebes, yang terdiri dari berbagai elemen lokal seperti Pemuda Pancasila, Banser, tokoh masyarakat, dan komunitas pemuda, menyampaikan sikap tegas menolak aksi anarkis.
Koordinator aliansi, Budi Raharjo, menegaskan bahwa pelaku kerusuhan bukan representasi warga Brebes.
“Mereka yang merusak fasilitas umum itu bukan warga Brebes. Karena warga Brebes sendiri menginginkan Brebes damai, tidak ada tindakan anarkis, dan tidak ada pengrusakan fasilitas umum yang dibangun dari uang pajak,” katanya.
Akhmad Supendi dari Kelurahan Limbangan Kulon menyoroti bahwa aksi destruktif dilakukan tanpa tuntutan jelas, dan justru merusak fasilitas publik yang menjadi hak bersama.
“Kalau mereka merusak, berarti merusak masyarakat juga. Saya anti anarkis. Saya siap melawan tindakan anarkis,” ucapnya
Deklarasi ini menjadi titik balik penting dalam narasi pasca-kerusuhan. Di tengah kekhawatiran akan politisasi konflik dan penyusupan kekerasan, warga Brebes memilih jalur damai.
Mereka tidak hanya menolak anarkisme, tetapi juga membangun struktur sosial baru yang berbasis partisipasi, empati, dan tanggung jawab kolektif.
Gerakan ini menunjukkan bahwa ketenangan bukanlah hadiah dari negara, melainkan hasil dari keberanian sipil dan solidaritas lokal. Brebes tidak menunggu solusi dari atas, tetapi membangun ketahanan dari bawah.
Dengan satu suara, mereka menyampaikan pesan yang menggema: Brebes Anti Anarkis. Brebes Damai. Brebes Beres. **
- Penulis: Gusti
- Editor: Nia