Lawang Satus Bukti Rute Kereta Api Tegal Semarang Ada Sejak Zaman Penjajahan
- calendar_month Ming, 31 Agu 2025

Gedung Birao atau Lawang Satus Kota Tegal hingga kini masih terlestari dan berdiri megah.

PUSKAPIK.COM, Tegal – Sebuah gedung tua hingga kini berdiri megah di kawasan Alun-alun Kota Tegal, tepatnya di sebelah barat Stasiun Kota Tegal. Gedung bertingkat dengan gaya arsitektur Indis ini dikenal dengan nama Gedung Birao.
Namun sekarang masyarakat lebih mengenal gedung yang menghadap arah selatan ini dengan nama Lawang Satus. Lalu, sejak kapan gedung bersejarah ini berdiri?
Dari berbagai sumber yang digali puskapik.com, Gedung Lawang Satus dibangun saat zaman penjajahan Belanda, yakni di tahun 1913. Gedung ini dibangun oleh arsitek Belanda, Henri Maclaine Pont.
Gedung yang sekarang sudah berusia 112 tahun ini, menjadi bukti rute layanan Kereta Api (KA) Tegal-Pekalongan-Semarang sudah ada sejak zaman Belanda.
Ya, awal keberadaan Lawang Satus ini, dibangun Belanda untuk kantor perusahaan Kereta Api (KA) Cheribon Stroomtram Maatschappij (SCS), yang melayani rute Cirebon-Tegal-Pekalongan-Semarang.
Layanan rute KA ini, menunjukan keempat kota itu dinilai Belanda sebagai kota yang lokasinya steategis, khususnya untuk kepentingan ekonomi.
Apalagi di zaman Belanda, KA menjadi saranan transportasi utama untuk angkutan orang dan barang. Sehingga rute KA Cirebon-Tegal-Pekalongan-Semarang ini menjadi kunci.
Meski hanya sebuah bangunan, tetapi Lawang Satus mempunyai sejarah panjang. Setelah Belanda hengkang dari Indonesia dan masuklah Jepang, Lawang Satus berubah fungsi. Saat pendudukan Jepang, gedung ini berfungsi menjadi markas militer.
Setelah Indonesia merdeka, Gedung Birao ini menjadi saksi bisu perlawanan pemuda Tegal terhadap penjajah, khususnya pada saat pengibaran bendera Merah Putih yang saat itu dilarang. Perkembangan selanjutnya, Lawang Satus ini pernah menjadi kantor Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
- Penulis: Kustiawan
- Editor: Nia