Selasa, 18 Nov 2025
light_mode

Dua Dekade Hidup di Tengah Banjir Rob, Warga Gantungkan Harapan pada Tanggul Laut

  • calendar_month Sel, 24 Jun 2025

PUSKAPIK.COM, Demak – Warga di pesisir utara Pulau Jawa menggantungkan harapan pada proyek giant sea wall yang kini dikebut pemerintah pusat. Tanggul laut dianggap sebagai satu-satunya cara efektif menghadapi ancaman rob di kawasan pesisir.

Salah satu tokoh masyarakat Dukuh Pandansari, Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Zamroni (50), mengatakan, warga sangat berharap proyek tanggul laut yang saat ini sedang dikerjakan bisa segera terealisasi.

“Warga ingin sekali bencana rob ini sesegera mungkin teratasi dan bisa terselesaikan. Masyarakat sini kalau ditanya tentang rob, mungkin sudah tidak bisa merasakan lagi apa itu rob, karena sudah terlalu lama terbiasa hidup di tengah rob.  Sudah akrab dengan rob 20 tahun lebih,” ungkap Zamroni di temui di depan warung yang juga menjadi tempat tinggal bersama istri, Selasa (24/6/2025).

Menurutnya, warga desa sudah tahu kalau solusi mengatasi rob ini hanya dengan tanggul laut. Warga juga paham kalau penyedotan air dan pengerukan sungai, tak akan menyelesaikan persoalan rob untuk jangka panjang. Itu sifatnya hanya sementara.

“Warga juga tahu selama menunggu tanggul laut selesai, pemerintah juga mengusahakan menangani rob dalam jangka pendek. Semoga (tanggul laut) tidak sampai molor dan tertunda,” ungkapnya.

Zamroni warga asli setempat. Dia semula tinggal di RT 02 RW 04. Namun karena rob kian tahun meninggi, ia memutuskan hengkang dari rumah yang selama ini ditinggali bersama anak istri.

Rumahnya dibiarkan tenggelam. Dia kemudian menumpang tinggal di lahan milih BBWS yang ada di dekat dukuhnya. Di tempat itu, ia mendirikan warung untuk menghidupi keluarga sejak 2015 sampai sekarang.

Di area itu saat ini ada proyek pembangunan jalan tol Semarang Demak yang juga terintegrasi dengan tanggul laut.

“Rob paling parah itu mulai 2021. Di sini dampaknya yang paling parah. Setiap tahun warga di sini selalu meninggikan rumah satu meter. Bahkan tidak sampai setahun sudah meninggikan lagi. Lama-lama kan habis uangnya. Padahal kebutuhan kita tidak hanya soal meninggikan rumah, tapi juga kebutuhan sehari-hari, belum lagi anak sekolah,” kata Zamroni.

Dia dan sebagian besar warga tidak mampu lagi meninggikan rumah. Sebagian masih bertahan di tempat. Salah satunya adalah Sumaerah (70). Perempuan paro baya itu tetangga Zamroni.

Boleh dibilang, kehidupan Mbah Sumaerah sangat memprihatinkan. Bersama anak, menantu, dan dua cucu, ia tinggal di dalam rumah yang sudah tergenang air rob. Air yang menggenang setinggi perut orang dewasa. Dari luar, sepintas seperti rumah apung. Padahal kalau melongok ke dalam, kondisinya sudah sangat tidak layak untuk ditempati.

Di rumah papan itu, Mbak Sumaerah tinggal bersama anaknya, Unawanah (35) dan menantu, Syukron Akbar (37). Bahkan dua anak Unawanah yang masih belia, Narulita Noverona (8) dan Yunia Amalia (5), juga ada di dalamnya.

“Saya tinggal di sini sejak umur 15 tahun. Dulu saat saya remaja, robnya tidak setinggi ini. Sekarang parah banget,” ungkap Mbah Sumaerah.

Untuk masuk ke dalam rumah, harus membungkukkan badan. Perlu tambahan rangkaian bambu dan papan sebagai jembatan untuk jalan masuknya. Kalau kurang hati-hati, bisa terpeleset dan tercebur. Tak banyak perabot laiknya rumah pada umumnya.

“Setiap hari ya begini. Sudah puluhan tahun saya menjalani hidup di sini. Tidur, makan, mandi ya di dalam. Hidupnya di atas air rob,” ungkap nenek yang menderita sakit punggung dan mata tersebut.

Suaminya, Musa, meninggal tujuh tahun lalu. Mbah Sumaerah menggantungkan hidup pada anak dan menantunya yang bekerja sebagai buruh.

Ketika ditanya kenapa tidak mau pindah, ia menjawab lirih.

“Mau pindah kemana? Saya tidak punya uang sama sekali. Minta bantuan juga tidak ada yang memberi,” ungkapnya.

Mbah Sumaerah hanya bisa pasrah. Dia berharap pemerintah memberi perhatian dan bantuan. Tak hanya untuk dirinya, tapi juga untuk nasib dua cucu kesayangan.

Soal tawaran relokasi, Mbah Sumaerah tak buru-buru menerima. Dia khawatir jika ditarik biaya meski diberitahu kalau gratis. Diberikan lahan dan dibangunkan rumah secara cuma-cuma.

“Sementara di sini dulu saja. Kalau pindah nanti bayar pakai apa tanah dan bangun rumahnya? Untuk makan tiap hari saja susah, seadanya,” katanya.

Selain tanggul laut, Zamroni juga berharap agar pemerintah juga memperhatikan akses jalan desa yang biasa digunakan warga.

“Kasihan warga. Tiap hari di rumah hidup dengan rob, mau berangkat kerja juga susah. Minimal akses jalannya baik, biar bisa kerja untuk ekonomi keluarga,” katanya.

Zamroni, Mbah Sumaerah, dan warga lain di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, berharap besar pada proyek giant sea wall. Warga yang sudah pasrah, ingin kehidupannya jauh lebih baik. **

Bagikan Ke Teman
  • Penulis: puskapik

Rekomendasi Untuk Anda

  • Resmi Daftar Kualifikasi Porprov Jateng, Besok Askab PSSI Pemalang Seleksi Pemain

    Resmi Daftar Kualifikasi Porprov Jateng, Besok Askab PSSI Pemalang Seleksi Pemain

    • calendar_month Sen, 31 Okt 2022
    • 0Komentar

    PUSKAPIK.COM, Pemalang – Kabar ketidakjelasan keikusertaan Tim Sepakbola Kabupaten Pemalang dalam laga Prakualifikasi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Tengah akhirnya terjawab. Asosiasi Kabupaten (Askab) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Pemalang dan Manajer Tim, resmi mendaftar Prakualifikasi Porprov ke Asprov PSSI Jawa Tengah, Senin 31 Oktober 2022. “Kami sudah resmi mendaftar dan siap berlaga di Pra […]

    Bagikan Ke Teman
  • Wali Murid Kecewa, SD di Tegal Tutup Pendaftaran karena Kuota Penuh

    Wali Murid Kecewa, SD di Tegal Tutup Pendaftaran karena Kuota Penuh

    • calendar_month Sel, 23 Jun 2020
    • 0Komentar

    PUSKAPIK.COM, Tegal – Orang tua calon siswa SD Mangkukusuman (MKK) 1 Kota Tegal merasa kecewa terhadap panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di sekolah itu. Pasalnya, saat mendaftarkan anaknya, mendapatkan penolakan dari oknum yang diduga salah satu guru padahal masa pendaftaran siswa baru belum ditutup. Budiyanto (40), warga Kelurahan Kejambon, Kecamatan Tegal Timur, menuturkan dirinya […]

    Bagikan Ke Teman
  • Tunggal Putra Paceklik Gelar All England 25 Tahun, Ini Saran Untuk Jonatan dkk

    Tunggal Putra Paceklik Gelar All England 25 Tahun, Ini Saran Untuk Jonatan dkk

    • calendar_month Ming, 17 Mar 2019
    • 1Komentar

    Sudah 25 tahun tunggal putra puasa gelar juara All England 2019. Legenda bulutangkis, Haryanto Arbi, meminta agar Jonatan Christie dkk berlatih lebih keras lagi. Indonesia hanya merebut satu gelar juara dari All England 2019, yakni dari pasangan nonpelatnas, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Dengan kekuatan tiga pemain di sektor tunggal, tak satupun yang lolos ke semifinal. Anthony […]

    Bagikan Ke Teman
  • DPRD Kabupaten Tegal Usulkan Insentif bagi Tenaga Kesehatan Tanpa SK

    DPRD Kabupaten Tegal Usulkan Insentif bagi Tenaga Kesehatan Tanpa SK

    • calendar_month Kam, 7 Jan 2021
    • 0Komentar

    PUSKAPIK.COM, Slawi – Kabar gembira bagi para tenaga kesehatan (nakes) di Kabupaten Tegal yang belum mendapatkan insentif penanganan Covid-19. Pimpinan DPRD Kabupaten Tegal akan mengusulkan insentif itu melalui APBD II Kabupaten Tegal. “Mekanismenya, Dinas Kesehatan (Dinkes) yang mengusulkan dulu melalui Komisi IV. Nanti kita bahas agar bisa dialokasikan,” kata Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tegal, Agus […]

    Bagikan Ke Teman
  • Lagi, Longsor Robohkan Jembatan di Pagelaran Pemalang

    Lagi, Longsor Robohkan Jembatan di Pagelaran Pemalang

    • calendar_month Jum, 13 Mar 2020
    • 168Komentar

    PUSKAPIK.COM, Pemalang – Musibah tanah longsor kembali meruntuhkan infrastruktur di Pemalang. Belum sepekan longsor merobohkan jembatan Kali Sapi Desa Pagelaran Kecamatan Watukumpul, Jumat sore (13/3/2020), longsor kembali merobohkan jembatan di wilayah ini Kali ini, longsor merobohkan jembatan Kali Picung di Desa Pagelaran. Jembatan sepanjang 6 meter dengan lebar 3 meter ini ambruk diterjang longsor. Tidak […]

    Bagikan Ke Teman
  • Bawaslu Pemalang Belum Temukan Pelanggaran Pendafataran Bapaslon Pilkada

    Bawaslu Pemalang Belum Temukan Pelanggaran Pendafataran Bapaslon Pilkada

    • calendar_month Sen, 7 Sep 2020
    • 0Komentar

    PUSKAPIK.COM, Pemalang – Selama proses pendaftaran bakal pasangan calon (Bapaslon) Pilkada, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Pemalang belum menemukan pelanggaran dari pendaftar pertama hingga pendaftar terakhir. Itu dikatakan Hery Setyawan, Ketua/Anggota Kordiv Penindakan Pelanggaran Bawaslu Pemalang, seusai mengawasi pendaftaran Bapaslon Agung-Mansur di kantor KPU Pemalang. “Dari mulai hari pertama, hari kedua, hari ketiga ini terakhir, masih […]

    Bagikan Ke Teman
expand_less