Selasa, 30 Sep 2025
light_mode

Dua Dekade Hidup di Tengah Banjir Rob, Warga Gantungkan Harapan pada Tanggul Laut

  • calendar_month Sel, 24 Jun 2025

PUSKAPIK.COM, Demak – Warga di pesisir utara Pulau Jawa menggantungkan harapan pada proyek giant sea wall yang kini dikebut pemerintah pusat. Tanggul laut dianggap sebagai satu-satunya cara efektif menghadapi ancaman rob di kawasan pesisir.

Salah satu tokoh masyarakat Dukuh Pandansari, Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Zamroni (50), mengatakan, warga sangat berharap proyek tanggul laut yang saat ini sedang dikerjakan bisa segera terealisasi.

“Warga ingin sekali bencana rob ini sesegera mungkin teratasi dan bisa terselesaikan. Masyarakat sini kalau ditanya tentang rob, mungkin sudah tidak bisa merasakan lagi apa itu rob, karena sudah terlalu lama terbiasa hidup di tengah rob.  Sudah akrab dengan rob 20 tahun lebih,” ungkap Zamroni di temui di depan warung yang juga menjadi tempat tinggal bersama istri, Selasa (24/6/2025).

Menurutnya, warga desa sudah tahu kalau solusi mengatasi rob ini hanya dengan tanggul laut. Warga juga paham kalau penyedotan air dan pengerukan sungai, tak akan menyelesaikan persoalan rob untuk jangka panjang. Itu sifatnya hanya sementara.

“Warga juga tahu selama menunggu tanggul laut selesai, pemerintah juga mengusahakan menangani rob dalam jangka pendek. Semoga (tanggul laut) tidak sampai molor dan tertunda,” ungkapnya.

Zamroni warga asli setempat. Dia semula tinggal di RT 02 RW 04. Namun karena rob kian tahun meninggi, ia memutuskan hengkang dari rumah yang selama ini ditinggali bersama anak istri.

Rumahnya dibiarkan tenggelam. Dia kemudian menumpang tinggal di lahan milih BBWS yang ada di dekat dukuhnya. Di tempat itu, ia mendirikan warung untuk menghidupi keluarga sejak 2015 sampai sekarang.

Di area itu saat ini ada proyek pembangunan jalan tol Semarang Demak yang juga terintegrasi dengan tanggul laut.

“Rob paling parah itu mulai 2021. Di sini dampaknya yang paling parah. Setiap tahun warga di sini selalu meninggikan rumah satu meter. Bahkan tidak sampai setahun sudah meninggikan lagi. Lama-lama kan habis uangnya. Padahal kebutuhan kita tidak hanya soal meninggikan rumah, tapi juga kebutuhan sehari-hari, belum lagi anak sekolah,” kata Zamroni.

Dia dan sebagian besar warga tidak mampu lagi meninggikan rumah. Sebagian masih bertahan di tempat. Salah satunya adalah Sumaerah (70). Perempuan paro baya itu tetangga Zamroni.

Boleh dibilang, kehidupan Mbah Sumaerah sangat memprihatinkan. Bersama anak, menantu, dan dua cucu, ia tinggal di dalam rumah yang sudah tergenang air rob. Air yang menggenang setinggi perut orang dewasa. Dari luar, sepintas seperti rumah apung. Padahal kalau melongok ke dalam, kondisinya sudah sangat tidak layak untuk ditempati.

Di rumah papan itu, Mbak Sumaerah tinggal bersama anaknya, Unawanah (35) dan menantu, Syukron Akbar (37). Bahkan dua anak Unawanah yang masih belia, Narulita Noverona (8) dan Yunia Amalia (5), juga ada di dalamnya.

“Saya tinggal di sini sejak umur 15 tahun. Dulu saat saya remaja, robnya tidak setinggi ini. Sekarang parah banget,” ungkap Mbah Sumaerah.

Untuk masuk ke dalam rumah, harus membungkukkan badan. Perlu tambahan rangkaian bambu dan papan sebagai jembatan untuk jalan masuknya. Kalau kurang hati-hati, bisa terpeleset dan tercebur. Tak banyak perabot laiknya rumah pada umumnya.

“Setiap hari ya begini. Sudah puluhan tahun saya menjalani hidup di sini. Tidur, makan, mandi ya di dalam. Hidupnya di atas air rob,” ungkap nenek yang menderita sakit punggung dan mata tersebut.

Suaminya, Musa, meninggal tujuh tahun lalu. Mbah Sumaerah menggantungkan hidup pada anak dan menantunya yang bekerja sebagai buruh.

Ketika ditanya kenapa tidak mau pindah, ia menjawab lirih.

“Mau pindah kemana? Saya tidak punya uang sama sekali. Minta bantuan juga tidak ada yang memberi,” ungkapnya.

Mbah Sumaerah hanya bisa pasrah. Dia berharap pemerintah memberi perhatian dan bantuan. Tak hanya untuk dirinya, tapi juga untuk nasib dua cucu kesayangan.

Soal tawaran relokasi, Mbah Sumaerah tak buru-buru menerima. Dia khawatir jika ditarik biaya meski diberitahu kalau gratis. Diberikan lahan dan dibangunkan rumah secara cuma-cuma.

“Sementara di sini dulu saja. Kalau pindah nanti bayar pakai apa tanah dan bangun rumahnya? Untuk makan tiap hari saja susah, seadanya,” katanya.

Selain tanggul laut, Zamroni juga berharap agar pemerintah juga memperhatikan akses jalan desa yang biasa digunakan warga.

“Kasihan warga. Tiap hari di rumah hidup dengan rob, mau berangkat kerja juga susah. Minimal akses jalannya baik, biar bisa kerja untuk ekonomi keluarga,” katanya.

Zamroni, Mbah Sumaerah, dan warga lain di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, berharap besar pada proyek giant sea wall. Warga yang sudah pasrah, ingin kehidupannya jauh lebih baik. **

Bagikan Ke Teman
  • Penulis: puskapik

Rekomendasi Untuk Anda

  • Malam-Malam, Petugas Sensus Penduduk Datangi Rumah Sekda Pemalang

    • calendar_month Jum, 11 Sep 2020
    • 0Komentar

    PUSKAPIK.COM, Pemalang – Rumah Sekda Pemalang, Mohammad Arifin yang berada di Jalan Semeru RT 05/RW 20, Kelurahan Mulyoharjo, Pemalang, kedatangan petugas Sensus Penduduk 2020, Kamis10 September 2020. Petugas melakukan sensus penduduk melalui jalur manual. Dalam kesempatan itu, Widi Agung, petugas sensus Kelurahan Mulyoharjo, didampingi Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Pemalang, Mimik Nurjanti. Ketua RT 05/RW […]

    Bagikan Ke Teman
  • Warga Pemalang Penderita Penyakit Langka, Akhirnya Dirujuk ke RS Karyadi Semarang

    • calendar_month Kam, 3 Jun 2021
    • 0Komentar

    PUSKAPIK.COM, Pemalang- Warga Desa Jebed Utara, Kecamatan Taman, Pemalang, penderita penyakit langka Muhammad Rozak Saputra (13) akhirnya dirujuk ke RSUP dr Karyadi Semarang untuk operasi tulang sumsum belakang dengan biaya BPJS. Sebelumya Muhammad Rozak Saputra mendapatkan bantuan berupa uang kerohiman dan upaya penanganan medis ke RSUD Dr M Ashari Pemalang oleh relawan Berkah Sedekah Pemalang […]

    Bagikan Ke Teman
  • Tangani Sampah, DPRD Pemalang Minta TPST Desa dan Daerah DimaksimalkanĀ 

    • calendar_month Jum, 24 Jan 2025
    • 0Komentar

    PUSKAPIK.COM, Pemalang – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) mendorong pengolahan sampah secara mandiri di tingkat desa secara bertahap untuk mengatasi darurat sampah yang masih terjadi di Kabupaten Pemalang. Hal tersebut menjadi hasil kunjungan Komisi A DPRD Pemalang ke sejumlah Tempat Pengolahan Sampah Terpadu yang sudah dibangun di Kabupaten Pemalang, Kamis (23/1/2025). Dalam kunjungannya, Komisi A […]

    Bagikan Ke Teman
  • Pernah Diskors 3 Hari, Mukti Agung Perketat Prokes Saat Kampanye

    • calendar_month Rab, 18 Nov 2020
    • 0Komentar

    PUSKAPIK.COM, Pemalang – Setelah sempat diskors kampanye 3 hari karena melanggar protokol kesehatan dalam kampanye. Kini, Mukti Agung Wibowo lebih hati-hati dan disiplin menerapkan protokol kesehatan (Prokes) dalam setiap kegiatan kampanye blusukannya. Rabu 18 November 2020 sore tadi, Calon Bupati Pemalang nomor urut 2 itu menyapa masyarakat Desa Sitemu,Kecamatan Taman, Pemalang. Dalam kegiatan itu, semua […]

    Bagikan Ke Teman
  • Libur Panjang, Kapolres Pemalang Sidak Gerbang Tol dan Obyek Wisata

    • calendar_month Kam, 29 Okt 2020
    • 0Komentar

    PUSKAPIK.COM, Pemalang – Kapolres Pemalang AKBP Ronny Tri Prasetyo Nugroho, Kamis 29 Oktober 2020, memantau langsung situasi terkini di gerbang tol Gandulan Pemalang dan Objek wisata di Pemalang, untuk memastikan kelancaran arus lalu lintas dan mengimbau masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19. “Hari ini kami melaksanakan patroli, bersama pihak terkait dari pengelola jalan tol, […]

    Bagikan Ke Teman
  • Batang Terbitkan Perbup Protokol Kesehatan, Pelanggar Dikenakan Denda

    • calendar_month Sen, 17 Agu 2020
    • 0Komentar

    PUSKAPIK.COM, Batang – Bupati Batang Wihaji telah mengeluarkan Peraturan Bupati (Perbup) hasil turunan Intruksi Presiden RI No 6 Tahun 2020 tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Dalam Pencegahan dan Pengendalian Covid-19. Bupati Wihaji menjelaskan, penegakan Perbup Protokol Kesehatan untuk memutus mata rantai virus corona dengan cara operasi secara intensif ke lapangan, mulai dari […]

    Bagikan Ke Teman
error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!
expand_less