Jumat, 24 Okt 2025
light_mode

Pil Pahit Pilkada

  • calendar_month Sen, 10 Feb 2020

Ada pula kelompok yang mau tidak mau, suka tidak suka, terbawa suasana Pilkada. Atas nama kewajiban konstitusional dan jargon ‘warga negara yang baik’, ini kelompok yang menjadi sasaran empuk, bagi penebar pengaruh, penggiringan opini publik, bahkan agitasi.

Kelompok yang menjadi semacam obyek. Kelompok yang sebenarnya paling berhak menjadi tuan rumah dalam hajat suksesi ini, seringkali oleh kekejian tipu daya dan kehebatan trik, bernasib buruk menjadi penggembira dalam suksesi ini. Ini kelompok yang paling riuh dalam perhelatan Pilkada. Tetapi ujungnya tidak jarang ditinggalkan, setelah ‘mbaranggawe’ bubaran. Celakanya, inilah kelompok mayoritas.

Tragisnya, pameo ‘tidak ada benar-salah dalam politik, yang ada hanyalah kalah-menang’, seperti sudah diamini sebagai keniscayaan. Meskipun piranti, regulasi, untuk penyelenggara termasuk pengawas Pilkada sudah diatur sedemikian rupa, juga kencangnya pengawasan media sosial, namun kecurangan seperti money politics, tidak dijamin benar-benar tidak ada.

Praktik money politics, agitasi dan seribu cara untuk menang, seringkali mencederai hajat mulia suksesi: memilih pemimpin ideal untuk lima tahun ke depan. Rakyat, pemilik suara yang mutlak berhak menentukan pilihan sesuai hati nurani, terampas oleh praktik yang mencederai pesta demokrasi itu sendiri.

Dibutuhkan kesanggupan dan kerja keras penyelenggara Pilbub/Pilwalkot baik KPU maupun Bawaslu Pemalang dan Pekalongan, serta semua stakeholder suksesi lima tahunan itu. Agar Pilkada di tiga daerah itu benar-benar berjalan demokratis, jujur, adil, terhormat dan bermartabat.

Bagikan Ke Teman
  • Penulis: puskapik

Rekomendasi Untuk Anda

expand_less