290 Pengungsi Banjir di Kota Pekalongan Masih Bertahan di Posko Pengungsian
- calendar_month Sen, 3 Feb 2025


Menurutnya, beberapa warga yang terdampak banjir juga ada yang sudah mendirikan dapur umum secara mandiri. Ia mengaku bersyukur, kondisi pengungsi mayoritas dalam keadaan sehat, hanya beberapa orang terutama kalangan lansia yang mengeluhkan mual, demam, dan gatal-gatal. Namun, hal tersebut bisa langsung ditangani oleh tenaga kesehatan dari Puskesmas Tirto yang selalu standby memantau perkembangan kondisi kesehatan pengungsi di posko pengungsian.
“Setiap hari kami mendatangkan dokter dari Puskesmas Tirto. Apabila dalam kondisi darurat, ada pengungsi yang harus di rujuk ke rumah sakit, kami sudah koordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk penanganan lebih lanjut. Terkait pemenuhan logistik bagi para pengungsi, Alhamdulillah sudah tercover dengan baik oleh Dinsos-P2KB Kota Pekalongan dan para donatur seperti makan sehari tiga kali, snack, mie instan, pakaian layak pakai, susu, hingga kebutuhan diapers bayi dan pembalut wanita,” terangnya.
Salah satu pengungsi asal RT 03 RW 08 Kampung Baru Tirto, Slamet Tafsir (60 tahun), mengaku dirinya bersama istri, anak dan cucunya sudah mengungsi di Aula Kecamatan Pekalongan Barat sejak Hari Kamis, 30 Januari 2025. Ia terpaksa masih di posko pengungsian, sebab kondisi banjir di sekitar rumahnya masih tinggi dengan ketinggian air sedada orang dewasa.
“Ngungsi bersama istri, anak dan cucu. Di rumah kosong karena tidak ada tempat aman, semua barang termasuk kasur sudah ditaruh diatas meja. Rumah Saya dengan aliran Sungai Bremi-Meduri jaraknya sekitar 10 meteran, dan kondisi air di sungai masih melimpas sehingga kinerja pompa kurang maksimal untuk menyedot genangan,” ungkap Slamet.
- Penulis: puskapik