Cerita Tarmuji Berjualan Roti Keliling sambil Menggendong Anaknya
- calendar_month Sen, 13 Jan 2020

Tarmuji, warga Tegaldowo, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan berjualan roti keliling sambil menggendong anaknya yang menderita down syndrom, FOTO/PUSKAPIK/SURYONO

PEKALONGAN (PUSKAPIK) – Perjuangan Tarmuji, warga Tegaldowo, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan dalam menghidupi keluarganya sungguh berat. Dia berkeliling jualan roti sambil menggendong anaknya berusia 6,5 tahun yang menderita down syndrome. Ayah empat anak ini melakukan kerja dengan sepenuh hati sejak istri yang dicintainya meninggal dunia enam bulan silam.
Sehari-hari Tarmuji tinggal di rumah yang tidak layak huni. Kondisi rumah sangat pendek sekitar 1,5 meter saja, bahkan sulit untuk masuk dengan tegak, harus merunduk. “Awas hati-hati masuk rumah nanti terpentok kayu atau genteng. Rumah ini bertahun-tahun terendam rob dan saat ini hanya bisa diuruk agar bisa ditempati. Lantai tanah dengan kondisi bocor di sana-sini,” tuturnya kepada wartawan yang berkunjung ke rumahnya, Minggu (12/1/2020) sore.
Dia harus mengurus putri terkecilnya, Fitri Agustina (6,5), yang menderita down syndrom atau keterlambatan intlektual dan pertumbuhan tidak sempurna. “Dia setiap hari ikut bersama saya gendong berjualan roti keliling Pekalongan dari pagi hingga petang. Hal ini saya lakukan karena dia tak ada yang merawat di rumah dan tidak mau ditinggal sehingga ya harus ikut berjualan,” katanya.
Fitri digendong di bagian depan oleh sang ayah saat berkendara memakai sepeda motor. Dia mulai ikut ayahnya berjualan sejak 6 bulan lalu atau semenjak ibunya, Sitiyah meninggal dunia karena sakit. Sang kakak, Tika Novianti, siswa kelas 11 SMK, sehingga tidak bisa menjaga adiknya. “Dua anak laki laki saya bekerja sebagai nelayan yang jarang pulang, karena membantu mencari kebutuhan keluarga,” tuturnya.
- Penulis: puskapik