Angka Kemiskinan di Jateng Turun
- calendar_month Jum, 10 Jan 2020

Pj Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Herru Setiadhie pada dialog di TVRI Jateng, Jumat (10/01/2020), (Foto:Puskapik/dok Humas Pemprov Jateng)

Berikutnya, Pemprov Jateng akan menggandeng komunitas untuk membangun kesadaran berwirausaha. Salah satu komunitas yang digandeng adalah kaum muda pondok pesantren.
“Bagaimana membangun entrepreneurship di kalangan pesantren. Antara lain bantuan ternak, dan bicara retail, ada toko santri gayeng,†tandasnya.
Penurunan kemiskinan Jateng, juga banyak dibantu oleh Baznas Jateng. Ketua Baznas Jateng KH Ahmad Darodji menuturkan, 60 persen dana Baznas dimanfaatkan untuk pengentasan kemiskinan.
Pihaknya mengelompokkan kemiskinan menjadi dua kategori. Yakni miskin konsumtif yang artinya masyarakat yang sudah tidak bisa mencari nafkah karena keterbatasannya (lansia, cacat tetap) dan miskin produktif.
“Untuk miskin konsumtif bisa kita beri bantuan misalnya kursi roda, rumah yang mau ambruk dan kaki palsu. Dana yang dialokasikan untuk miskin konsumtif ini 20 persen. Sementara untuk miskin produktif sebanyak 40 persen,†katanya.
Porsi miskin produktif, lanjutnya, wujudnya berupa berbagai pelatihan. Antara lain membuat kue, budidaya ikan, budidaya cacing sutera, dan pelatihan tenaga konstruksi. Untuk pelatihan tenaga konstruksi, setelah lulus mereka mendapatkan sertifikat.
“Ini nampaknya baru kita. Tukang ini tukang yang bersertifikat. Sudah ada yang kita kirim ke luar negeri. Philipina, Thailand, dan Arab Saudi. Artinya kita sudah ekspor tenaga kerja ke luar negeri,†ucapnya.
Ditambahkan, kebutuhan tenaga konstruksi Indonesia mencapai 400 ribu. Tapi Indonesia baru memiliki 22 ribu. Artinya ini menjadi kontribusi Baznas, baik untuk mengentaskan kemiskinan maupun pemenuhan kebutuhan tenaga konstruksi.(AR)
- Penulis: puskapik