Politik Sinterklas dan Pejabat Korupsi
- calendar_month Sen, 26 Sep 2022


Nah jadi positif thinking saja lah, misalkan ketika kelompok bakal capres A, B, dan C bagi-bagi beras atau minyak goreng, partai-partai politik atau bacaleg kurang lebih membagikan barang yang sama, kita maknai itu sebagai aksi berlomba-lomba didalam kebaikan.
Manakala kita berfikir hal tersebut adalah pencitraan atau kemunafikan, tidak baik bagi kesehatan jasmani dan rohani kita semua. Berfikir positif menyehatkan jiwa dan raga, kita khusnudzon “aksi Sinterklas” para politisi itu dalam rangka fastabiqul khairat.
Mungkin nanti tinggal bagi-bagi voucer BBM gratis untuk angkutan umum atau kendaraan roda dua yang kian terjepit gara-gara kenaikan harga energi fosil itu, misalnya.
Jikalau semua peserta pemilu pada semua level dan tingkatan mulai hari ini hingga jelang hari H pemilu rajin membagikan sesuatu kepada rakyat atau pemilih, bukankah itu bukan hal yang baru dan jamak dilakukan?
Eh tapi gara-gara cost politik yang tinggi itulah biang kerok politisi atau pejabat publik melakukan korupsi? pertanyaanya adalah misalkan nih, kontestan yang menang dengan biaya minimalis mungkin karena dikenal sebagai sosok yang baik dan dekat dengan rakyat, apakah sampean yakin ketika berkuasa tidak bakal korupsi?
Jadi korupsi itu apa sebabnya? Sungguh ku tak tahu, ini persoalan pelik yang cuma bisa dijawab oleh akademisi dan pegiat anti-korupsi.
Opini : Nur Iman Ahmadi (Rakyat Pemalang)
- Penulis: puskapik