Jadi Warisan Budaya, Pedagang Harap Ada Tugu Sega Grombyang di Pemalang
- calendar_month Kam, 11 Nov 2021

Nurjanah (41), salah satu penjaja sega grombyang di Jalan R.E Martadinata Pemalang, tengah mengolah sega grombyang, Kamis 11 November 2021.FOTO/PUSKAPIK/ERIKO GARDA DEMOKRASI

Ditetapkannya sega grombyang diantara 289 karya budaya WBTB Indonesia tahun ini, kata Mualip, juga tak lepas dari dukungan Bupati dan Sekretaris Daerah Pemalang dalam pelaksanaannya, sejak awal hingga akhir.
“Sega grombyang akan selalu menjadi spirit dan bangga Pemalang,†ungkap Mualip.
Dalam historis singkatnya, sega grombyang atau nasi grombyang sendiri dibuat pertama kali sekitar tahun 1940 dengan tiga perguruan, yaitu Sagim, Samsuri dan Sanyan.
Nama makanan ini berasal dari bentuk penyajiannya, yaitu antara isi dan kuah lebih banyak kuahnya sehingga kelihatan bergoyang-goyang atau dalam bahasa Jawa ‘grombyang-grombyang’.
Sega Grombyang disajikan dengan mangkuk kecil yang di dalamnya terdiri sega (nasi), irisan daging kerbau dan kuah yang melimpah, serta dilengkapi dengan sate babat.
Penulis : Eriko Garda Demokrasi
Editor: Amin Nurrokhman
- Penulis: puskapik