Mayoritas Karyawan Pegadaian Jateng/DIY Tolak Holdingisasi, Ini Alasannya
- calendar_month Sen, 1 Mar 2021

Penolakan karyawan Pegadaian terhadap rencana holdingisasi merata di seluruh Indonesia termasuk di Jawa Tengah.FOTO/PUSKAPIK/ISMU PURUHITO

Menurutnya, Pegadaian sejak didirikan membawa misi khusus, yaitu memerangi praktik ijon, rentenir dan lintah darat, serta fokus pada masyarakat menengah ke bawah, tidak hanya ultra mikro saja. Sehingga, kurang layak jika Pegadaian digabungkan ke dalam Holding Ultra Mikro, karena nasabah yang mereka pegang tidak terbatas hanya pada ultra mikro saja, dan persentase nasabah ultra mikro kecil di sana.
Rencana Pemerintah tersebut memang menuai polemik. Seperti dikemukakan Antariksa, ekonom dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Menurutnya, produk
gadai memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk perbankan. Status Pegadaian yang akan menjadi perusahaan anak Bank BRI sangat mungkin akan memangkas bisnis mikro Pegadaian.
“Karena produk mikro yang dekat dengan karakteristik produk perbankan berpeluang akan diakuisisi oleh perusahaan induk, hal ini akan mengurangi
pilihan masyarakat untuk mendapatkan akses ke lembaga pembiayaan mikro,†tegasnya.
Di samping itu, menurut Antariksa, bisnis gadai sangat berperan dalam menjangkau segmen ultra mikro yang belum dapat dijangkau dan mendapatkan akses ke lembaga perbankan.
Dengan posisi Pegadaian menjadi perusahaan anak Bank BRI, hal yang paling tidak kondusif bagi bisnis Pegadaian adalah apabila bisnis gadai akan dijalankan
dengan pendekatan banking.
“Selain perbedaan karakter bisnis dan belum adanya
undang-undang yang mengatur perusahaan jasa gadai, selain akan berpotensi merubah cara Pegadaian menjalankan bisnis gadainya juga akan menyulitkan masyarakat dalammemanfaatkan produk-produk gadai Pegadaian,†jelasnya.
- Penulis: puskapik