Tak Peduli Corona, Sukardi Tetap Jualan Terompet
- calendar_month Sel, 29 Des 2020

Sukardi (60) pengrajin dan pedagang terompet tahun baru, di Desa Kaligelang,Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang.FOTO/PUSKAPIK/ERIKO GARDA DEMOKRASI

Pengalamannya berdagang terompet sendiri, sudah keliling ke berbagai kota sejak umur 12 tahun, saat itu harga terompet 5 rupiah. Dahulu, dia berkeliling jalan kaki hingga ke Pekalongan,Tegal, dan kota-kota lainnya. Tapi kini, karena faktor usia, Sukardi hanya keliling berdagang terompet antar-kecamatan dengan sepeda.
“Dulu pernah bawa 4000 terompet dari Pemalang ke Tegal pakai gerobak darurat dari bambu. Ditarik, jalan kaki 3 hari, lewat jalan raya pantura,†ungkap Sukardi, sambil menyiapkan sepeda untuk berdagang.
Dijelaskan Sukardi, berbeda dengan dahulu yang berbahan pet dari bambu. Bunyi terompet buatannya sekarang dihasilkan dari terompet kecil plastik dengan membran balon.
Bahan lain seperti manik-manik juga diakuinya, sudah mudah didapat di Pemalang. Saat ini, terompet berbahan kertas hanya dia jual seharga 5000 rupiah.
Sukardi mengungkapkan, omset penjualan terompet sendiri kini cenderung menurun dan rugi jika dijadikan barang dagang pokok. Namun, berdagang terompet akan tetap dijalaninya, karena sudah menjadi ladang penghidupan, meski sudah dimakan zaman.
Penulis : Eriko Garda Demokrasi
Editor: Amin Nurrokhman
- Penulis: puskapik