Awas! Jangan Terkecoh Batik Printing
- calendar_month Sel, 6 Okt 2020

Perajin di Kota Pekalongan sedang membuat kain batik, Selasa, 6 Oktober 2020. FOTO/PUSKAPIK/WIJAYANTO

PUSKAPIK.COM, Pekalongan – Perajin batik Indonesia, khususnya Kota Pekalongan yang tersohor sebagai World’s City of Batik belum bebas dari ancaman tekstil bermotif batik atau yang biasa dikenal dengan printing. Produk tekstil bermotif batik ini memiliki harga jual yang jauh lebih murah dibandingkan harga jual produk batik dan produk tekstil ini banyak dipasarkan di pasar-pasar grosir di pertokoan serta penjualan online. Padahal, produk tekstil bermotif batik ini tidak termasuk dalam kategori produk batik, sebab proses memproduksinya sangatlah berbeda dibandingkan proses produksi produk batik yang telah dilakukan selama beberapa generasi dan dianggap sebagai warisan leluhur yang perlu dijaga keberlangsungannya.
Ketua Paguyuban Pencinta Batik Pekalongan sekaligus pendiri Batik Tobalt, Fatchiyah A Kadir mengajak kepada masyarakat luas untuk cerdas dalam memilih dan membeli produk batik asli. Hal ini dilakukan untuk melindungi dan menjaga keberlangsungan perajin batik di Kota Pekalongan, melindungi masyarakat yang membeli produk batik di/dari Kota Pekalongan sekaligus melestarikan batik sebagai warisan budaya bukan benda dari UNESCO.
“Kalau menurut saya, yang namanya batik printing itu bukan koleksi batik, melainkan hanya tekstil bermotif batik. Tapi saat ini memang susah membedakannya, karena batik print sekarang sudah bisa di-print bolak balik. Sehingga kita mudah terkecoh karena hasilnya rapi. Harus dipelajari, teliti dan dipegang langsung. Sebab, batik bukan tentang motif atau corak, tetapi proses membatik itu sendiri,” tutur Fatchiyah, Selasa (6/10/2020).
- Penulis: puskapik