Goyud Luruskan Isu Joget DPR: Bukan Karena Gaji Naik, Tapi Apresiasi Pidato Presiden
- calendar_month Jum, 29 Agu 2025

Anggota DPR RI Wahyudin Noor Aly (Goyud) saat memberikan pemaparan dalam acara Penguatan Kelembagaan Pengawas Pemilu.

PUSKAPIK.COM, Brebes – Anggota Komisi II DPR RI, Wahyudin Noor Aly (Goyud), menegaskan aksi joget sejumlah anggota DPR RI yang sempat viral bukanlah bentuk perayaan kenaikan gaji, melainkan ekspresi spontan usai acara kenegaraan dengan iringan lagu-lagu Nusantara.
Ia menyebut framing tersebut tidak sesuai fakta dan berpotensi menyesatkan publik. “Teman-teman yang terlihat berjoget di TV bukan sedang merayakan kenaikan gaji. Ini terjadi setelah acara kenegaraan selesai, saat pemutaran lagu-lagu Nusantara,” ujar Goyud dalam acara Penguatan Kelembagaan Pengawas Pemilu Bawaslu Brebes, di Grand Dian Hotel, Jumat (29/8/2025).
Goyud menegaskan bahwa sejak pelantikan pada 1 Oktober 2024 hingga kini, belum ada perubahan gaji DPR. Ia menyayangkan narasi yang menyederhanakan gestur kebudayaan menjadi isu materialistik. Tepuk tangan meriah dan standing applause dari anggota parlemen justru muncul sebagai bentuk apresiasi terhadap dua poin penting dalam pidato kenegaraan Presiden Prabowo Subianto.
Pertama, pemangkasan jumlah komisaris BUMN dari sembilan menjadi lima orang. Kemudian, penghapusan tantiem hingga Rp 40 miliar per tahun. Selanjutnya, komitmen pemberantasan tambang ilegal yang selama ini merugikan negara secara masif.
“Hal ini yang mendapat standing applause dari anggota DPR dan DPD. Bukan soal gaji,” tegasnya.
Dalam sesi dialog terbuka, Goyud juga menyampaikan refleksi kritis terhadap kondisi demokrasi Indonesia yang menurutnya masih belum matang.
Ia mengajak masyarakat untuk lebih aktif mengevaluasi kinerja wakil rakyat dan pemimpin nasional melalui mekanisme pemilu.
- Penulis: Gusti
- Editor: Nia