Brebes  

Ini Soal Kemanusiaan!, Kadinkes Brebes Tanggapi Kasus Pasien RSAM Dibawa Pakai Pikap

PUSKAPIK.COM, Brebes – Pasien kritis dibawa pakai mobil pikap dari RSAM Sitanggal, Brebes, jadi perbincangan hangat publik. Kepala Dinas Kesehatan Brebes, Inneke Tri Sulistyowati, buka suara tegas: prosedur penting, tapi nyawa jauh lebih penting.

Di sisi lain, RSAM juga beri klarifikasi terkait keputusan diambil dalam situasi darurat.

Kasus pasien gawat darurat dari RS Amanah Mahmudah (RSAM) Sitanggal, Brebes, yang dirujuk ke rumah sakit lain menggunakan mobil pikap tanpa ambulans, memicu gelombang keprihatinan. Publik ramai mempertanyakan, bagaimana bisa rumah sakit membiarkan pasien dalam kondisi kritis tidak difasilitasi ambulans?

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, Inneke Tri Sulistyowati, menyesalkan kejadian tersebut. Ia menilai, apapun kondisinya, rumah sakit tetap harus mengedepankan prinsip kedaruratan dan kemanusiaan.

“Saya sangat menyayangkan. Kalau ambulans tersedia, ya harus dipakai. Ini manusia, bukan barang. Jangan karena alasan sistem belum siap, lalu dibawa sendiri oleh keluarga pakai pikap,” tegas Inneke saat ditemui, Kamis (12/6).

Menurutnya, dalam kondisi kritis, pasien seharusnya dirujuk secara resmi dan didampingi fasilitas medis, bukan diserahkan begitu saja kepada keluarga. Ia pun menyoroti pentingnya rumah sakit memahami konteks darurat, bukan hanya mengikuti prosedur administratif.

“Rujukan boleh by sistem, tapi jika nyawa dalam kondisi terancam, mestinya rumah sakit memfasilitasi. Jangan lepas tangan. Harus ada audit internal, dan jika terbukti ada pelanggaran, tentu ada sanksinya,” tegasnya.

Dinas Kesehatan telah teguran lisan dan segera melayangkan teguran tertulis, serta meminta audit internal RSAM Sitanggal untuk menyelidiki kejadian ini. Inneke juga menyatakan akan turun langsung ke lokasi untuk mengevaluasi sistem penanganan darurat di rumah sakit daerah.

“Yang paling penting, ini jadi pelajaran besar untuk semua rumah sakit di Brebes: prosedur itu penting, tapi kemanusiaan jauh lebih penting,” pungkas Inneke.

Sebelumnya, di tengah sorotan tajam ini, pihak RSAM Sitanggal juga mengeluarkan klarifikasi.

Direktur RSAM, Drg. Muhammad Baihaqi Rahmatika, menjelaskan bahwa keputusan membiarkan pasien dibawa dengan kendaraan pribadi diambil dalam situasi yang sangat genting.

“Kondisi pasien sangat kritis, ada pendarahan di mulut, patah tulang, dan cedera kepala. Kami sudah tangani di IGD. Tapi karena tidak ada fasilitas CT scan dan spesialis bedah saraf, kami putuskan rujuk. Ambulans tidak bisa langsung jalan karena harus disiapkan dulu alat-alat pendukung,” jelas Baihaqi.

Menurutnya, jika harus menunggu ambulans disiapkan, justru nyawa pasien bisa dalam bahaya. Karena itu, pihak rumah sakit menginformasikan kondisi tersebut ke keluarga, dan akhirnya diputuskan untuk segera dibawa menggunakan mobil pikap. **

Berita Lainnya di SMPANTURA.NEWS :

Loading RSS Feed
error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!