Bibit Mahal Petani Bawang Merah Brebes ‘Banting Setir’

Advertisement

PUSKAPIK.COM, Brebes –Dipicu oleh mahalnya harga bibit bawang yang mahal dan sulit dicari, petani bawang merah di Brebes, banyak yang ‘banting setir’ menanam komoditas lain.

Kelangkaan bibit bawang ini menyebabkan harganya melambung tinggi. Dua bulan lalu yakni pada April, harga bibit bawang Rp 45 ribu per kg. Namun saat ini harganya naik antara Rp 70 ribu sampai Rp 80 ribu per kilogram.

Kelangkaan bibit ini diawali dari naiknya harga bawang sejak April kemarin. Di mana harga mulai menanjak dari Rp.25 ribu menjadi Rp.30 ribu per kilo. Dengan harga yang lumayan tinggi itu, petani cenderung memilih menjual semua hasil panen dan tidak menyisihkan untuk bibit.

Dian Alex Chandra (38), petani sekaligus pedagang bawang asal Desa Klampok Wanasari mengatakan, karena harga bawang naik, mereka (petani) tidak menyimpan untuk benih. Dampaknya, tidak cukup persediaan benih untuk masa tanam berikutnya.

“Kalau harga mahal, mereka tidak menyimpan sebagian hasil panen untuk benih. Semua dijual karena mumpung harganya mahal. Saat masuk masa tanam berikutnya, benih langka dan harganya mahal,” ucap Dian Alex Chandra, Kamis 11 Juni 2020 siang.

Mahalnya bibit bawang ini menyebabkan petani banyak yang memilik tidak menanam bawang. Hal ini lah yang menjadikan persediaan di pasar sedikit dan harganya mahal. Dian Alex Chandra meneruskan, harga komiditas bawang merah saat ini masih kisaran Rp.35 ribu sampai Rp.40 ribu per kilo di tingkat petani.

“Sekarang kita lihat permintaan pasar tetap stabil tapi stok bawangnya menipis. Maka harga otomatis naik,” bebernya.

Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Juwari saat diwawancana membenarkan naiknya harga bawang merah ini. Diterangkan dia, mahalnya harga bawang ini karena produksinya sedang turun.

Luasan lahan bawang yang panen, kata Juwari semakin berkurang akibat musim hujan. Hasil panen berkurang yang biasanya 12 ton per ha menjadi 6-7 ton.

“Luasan panennya sedikit pada bulan Februari dan Maret lalu. Hasilnya juga berkurang. Biasanya 12 ton per ha kini turun menjadi,6-7 ton,” ungkap Juwari.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes, Yulia Hendrawati menerangkan, mahalnya harga bibit ini menyebabkan banyak petani bawang beralih ke komoditas lain seperti jagung. Seperti yang dialami petani di Kecamatan Ketanggungan, Brebes dan Larangan. Ini dialami oleh petani bawang skala kecil dan minim modal yang tidak mampu membeli bibit.

Kontributor : Fahri Latief
Editor : Amin Nurrokhman

Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to top
error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!