Banjir Rob Melanda, Petambak Pemalang Meradang
- calendar_month Sab, 6 Jun 2020

FOTO/PUSKAPIK/ISTIMEWA

PUSKAPIK.COM, Pemalang – Belum usai permasalahan daya serap hasil panen petambak bandeng di Pemalang, kini petambak harus menghadapi terjangan banjir rob yang meluluhlantakkan sebagian besar area tambaknya.
Pantauan puskapik.com, Sabtu 6 Juni 2020, banjir rob yang menerjang wilayah Pantura dalam 6 hari terakhir benar-benar berdampak besar bagi perekonomian tepi pantai, yakni area wisata, tambak, dan perkebunan melati.
Petambak asal Desa Blendung, Sumarlim, salah satunya, lahan 2 hektare yang ia garap tersapu banjir rob sehingga diperkirakan kerugian mencapai lebih dari Rp 20 juta.
“Rp 20 juta itu hanya dihitung dari modal tebar benur sampai masa panen, kalau ditambah perbaikan tambak akibat rob bisa lebih,” ungkapnya.
Dalam satu kali masa panen per hektare, Sumarlim menebar benur 7200 ekor dengan modal Rp 2 juta. Selama 6 bulan, diperkirakan habis pakan 80 sak, harga per sak pakan Rp 220 ribu dibayar cash. Belum ongkos pekerja harian, pemanenan, dan proses pengepakan.
“Jika harga di bawah Rp 20 ribu per kilonya maka bisa dikatakan hanya menutup modal saja apalagi saat Covid-19 melanda sampai anjlok ke Rp 15 ribu per kilogram, bisa kita bayangkan,” kata Sumarlim.
Sumarlim hanya bisa pasrah. Dia berharap kepada pemerintah khususnya dinas terkait agar bisa mendapat perhatian karena selain dirinya banyak petani tambak yang bernasib sama bahkan lebih parah darinya.
Ketua Serikat Petambak Pantura Indonesia (SPPI) Pemalang, Harjatno, menyebutkan, total kerugian untuk tambak Bandeng dan di wilayah terdampak, mencapai puluhan miliar,” ujarnya.
- Penulis: puskapik