TEGAL (PUSKAPIK) – Setelah pemerintah mengumumkan dua warga Depok, Jawa Barat positif terinfeksi virus corona jenis baru, Covid-19, kesadaran masyarakat mengonsumsi jamu empon-empon meningkat. Ini menjadikan para penjual jamu di Tegal meraup keuntungan berlipat.
Salah satunya Wiwik, penjual jamu godok di Jalan Werkudoro, Gang Sumoprawiro, Kota Tegal. Meski berada di dalam gang, tapi kios Ibu Wiwik tak pernah sepi. Pembelinya tak hanya dari Kota Tegal, tapi juga dari daerah lain, seperti Brebes, Slawi, dan Pemalang.
Menurut Wiwik, pembeli jamunya meningkat cukup lumayan sejak ada kasus dua warga Depok, Jabar yang terinfeksi virus corona. “Dua minggu ini ada peningkatan pembeli. Biasanya rata-rata 300-400 gelas per hari, kini bisa mencapai 500 gelas,” katanya.
Akhir-akhir ini, imbuh Wiwik, jamu yang banyak dicari adalah jamu untuk stamina. Jamu itu juga diyakini bermanfaat untuk mencegah terinfeksi virus corona. Karena, jamu stamina lebih banyak menggunakan bahan rempah seperti jahe, kunyit dan brotowali.
“Iya, kebanyakan sekarang pada pesennya jamu stamina. Kalau stamina bagus, tubuh akan kebal dari virus, termasuk corona. Kalau minum jamu itu, bangun pagi badan terasa enteng,” katanya.
Menurut Wiwik, menyusul banyaknya warga yang mulai mengonsumsi jamu, otomatis harga bahan-bahannya pun ikut naik. Seperti jahe dan kunyit, harganya naik dari semula Rp20.000 menjadi Rp30.000 per kilogram.
“Naik semua bahan bakunya. Yang paling mahal jahe dan kunyit. Harganya sekarang mencapai Rp30.000,” kata Wiwik.
Salah seorang pembeli, Muhaimin (44), mengaku sengaja datang ke Kedai Jamu Godok Ibu Wiwik karena ingin mengonsumsi jamu pencegahan virus corona. Padahal dirinya bukan termasuk penggemar jamu.
“Saya tadinya gak pernah minum jamu. Tapi setelah ramai Virus Corona jadi pengin. Untuk pencegahan,” kata Muhaimin.(WIJ)