Kebahagiaan Para Penjaga Gizi Sekolah Bisa Bekerja di Dapur MBG
- calendar_month 6 jam yang lalu


Ia menambahkan, semua pekerja disiplin menjaga kebersihan dan higienitas makanan yang diolah.
“Kalau ambil makanan pakai sarung tangan, kuku enggak boleh panjang, terus kalau pilek enggak boleh masuk. Kita juga wajib pakai masker,” jelasnya.
Dengan penghasilan tambahan dari pekerjaan ini, Nurwati mengaku kehidupannya terasa lebih ringan.
“Sangat membantu. Apalagi suami saya sudah meninggal, jadi saya kerja sendiri untuk mencukupi kebutuhan dan sekolah anak,” ucapnya.
Bagi Nurwati, program MBG bukan hanya soal makanan bergizi untuk siswa, tetapi juga bentuk kepedulian sosial terhadap para ibu rumah tangga yang membutuhkan pekerjaan.
“Semoga program MBG ini terus lancar sampai ke depan. Soalnya sangat meringankan ibu-ibu yang nganggur. Semua senang bisa kerja dan bantu keluarga,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah, Yunita Dyah Suminar, sebelumnya meminta agar SPPG untuk segera mengurus pengajuan penerbitan SLHS. Hal itu sesuai langkah cepat yang diinstruksikan Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi.
Dinkes Provinsi melakukan komunikasi intensif dengan dinkes kabupaten/kota, Badan Gizi Nasional, serta koordinator wilayah SPPG di tingkat provinsi hingga kecamatan.
“Pihak mitra SPPG dan ahli gizi di setiap SPPG juga berperan sebagai pengendali mutu (quality control), mulai dari pemilihan bahan dan pemasok hingga proses penyajian dan pendistribusian MBG,” kata Yunita.
Kepala Satuan Pengelola Program Gizi (SPPG) Jati Kudus, Maulidhina Mahardika, menegaskan, di tempatnya ada 47 karyawan terlibat di dapur tersebut, dan seluruhnya merupakan warga sekitar.
- Penulis: Setiawan
- Editor: Nia