Kebahagiaan Para Penjaga Gizi Sekolah Bisa Bekerja di Dapur MBG
- calendar_month 8 jam yang lalu


Tri mengaku, sebagian besar penghasilan tambahan digunakan untuk keperluan rumah tangga dan menabung.
“Kita kan masih punya anak perawan. Jadi ya disiapkan buat nanti nikahan, atau perbaikan rumah. Kalau ada sumbangan atau kebutuhan mendadak juga bisa teratasi,” tuturnya dengan nada bersyukur.
Tak hanya dirinya yang merasakan manfaat, Tri juga melihat bagaimana program ini membuka peluang kerja bagi warga sekitar.
“Untuk dapur satu, banyak dari mereka yang dulu pramusaji. Dapur dua malah direkrut dari warga sekitar Karangpakis dan Jepangpakis. Jadi hampir separuh pekerja di sini warga setempat,” jelasnya.
Sementara sisanya berasal dari desa lain yang memang membutuhkan pekerjaan.
“Artinya, program ini bukan cuma membantu anak sekolah makan bergizi, tapi juga memberi penghidupan bagi banyak orang,” ujar Tri menutup percakapan.
Salah satu karyawan SPPG di Jepangpakis, Nurwati (52), mengatakan, dirinya sangat bersyukur karena bisa bekerja di tempat tersebut. Karyawan bagian packing dapur penyedia makanan MBG itu mengaku, penghasilannya bisa bertambah.
“Awalnya ditawari teman. Alhamdulillah bisa kerja di sini, bisa bantu keluarga buat bayar sekolah dan tambahan belanja,” tutur Nurwati saat ditemui di dapur MBG di Kudus itu.
Nurwati mengaku, bersyukur bisa mendapatkan pekerjaan yang sekaligus masih memberinya waktu untuk keluarga.
“Saya masuk jam 04.00, pulang jam 12.00. Jadi masih ada waktu buat keluarga,” ujar dia. Menurutnya, suasana kerja di dapur MBG terasa hangat dan kompak.
“Kalau ada teman yang enggak masuk, kita kerjakan bareng-bareng. Enggak berat sih, karena semuanya saling bantu. Rasanya seperti keluarga,” kata Nurwati sambil tersenyum.
- Penulis: Setiawan
- Editor: Nia