Melestarikan Kesenian Sintren, Tradisi di Desa Jatilaba Tegal Tiap Musim Kemarau
- calendar_month 5 jam yang lalu


Desa Jatilaba merupakan wilayah yang mayoritas penduduknya menekuni pertanian, baik padi, jagung dan tanaman palawija lainnya. Wilayah yang mengandalkan air hujan untuk pertanian, sehingga saat musim kemarau, banyak yang tidak menanam. Warga yang menganggur dihibur dengan pertunjukan sintren.
“Kalau saat ini, tradisi sintren saat musim kemarau masih berlangsung. Tapi, saat ini musim kemarau tetap tanam dengan menggunakan sumur pompa,” katanya.
Dikatakan, kesenian sintren si Jatilaba ada 4 grup, yakni Sintren Cilik Katol Katol, Sintren Mayang Dinar, Sintren Si Bonang, dan Sintren Sekar Lintang. Kesenian tersebut tetap lestari. Bahkan tidak hanya di lokal Jatilaba, empat sintren ini juga kerap diminta tampil di Brebes, Tegal dan wilayah sekitarnya.
“Terakhir malam Minggu kemarin, warga secara swadaya menampilkan sintren di lapangan Desa Jatilaba,” terang Jumadi.
Setiap kali tampil, lanjut dia, untuk biaya antara Rp 2 juta dan Rp 5 juta. Hal itu tergantung jumlah personil yang dibawa dan penampilannya. Pihak desa juga mengupayakan untuk empat kelompok sintren mendapatkan bantuan dari Pemkab Tegal.
“Kami usulkan ke Pemkab Tegal untuk bantuan perlengkapan pentas. Semoga bantuan bisa direalisasikan,” pungkasnya. **
- Penulis: Guntur
- Editor: Nia