Ekonomi Brebes Tumbuh 6,28 Persen, Paramitha: Yang Penting Warga Merasakan Manfaatnya
- calendar_month Jum, 19 Sep 2025


Ia mengingatkan bahwa pemangkasan Transfer ke Daerah (TKD) pada 2026 bisa menekan ruang fiskal. “Brebes berisiko kehilangan dorongan belanja publik yang selama ini menopang pembangunan,” tambahnya.
Karena itu, Yusuf menyarankan langkah cepat yang tidak membebani masyarakat: efisiensi belanja, perlindungan infrastruktur dasar, dukungan pasar rakyat, serta program yang langsung menyentuh petani dan pelaku UMKM.
Ia juga mendorong peningkatan PAD melalui cara yang ramah warga, seperti digitalisasi retribusi pasar dan parkir, serta perbaikan data PBB tanpa menaikkan tarif.
Sementara itu, pengamat INDEF, Rizal Taufiqurrahman, menilai Brebes mulai beralih dari ekonomi tradisional ke arah yang lebih modern dan terintegrasi.
“Brebes sudah mulai meninggalkan pola pertumbuhan berbasis pertanian menuju diversifikasi yang lebih modern dan terhubung dengan rantai pasok regional,” ujarnya.
Ia mendorong hilirisasi produk unggulan seperti bawang merah, garam, dan perikanan agar nilai tambahnya tidak lagi dinikmati di luar daerah.
“Kalau ini bisa dikonsolidasikan, Brebes berpeluang menciptakan model pembangunan daerah yang lebih mandiri, inklusif, dan berkelanjutan,” tegas Rizal.
Ia juga menekankan pentingnya digitalisasi UMKM dan optimalisasi posisi Brebes di jalur Tol Trans Jawa untuk menarik investasi dari kawasan metropolitan sekitar.
Semua masukan itu diterima Paramitha dengan sikap terbuka, namun tetap berpijak pada prinsip: pembangunan harus berpihak pada rakyat kecil.
“Tugas kita bukan hanya mengejar pertumbuhan, tapi juga memastikan pertumbuhan itu adil, inklusif, dan membawa Brebes keluar dari bayang-bayang kemiskinan,” pungkasnya. **
- Penulis: Gusti
- Editor: Nia