Dikenal sejak Era 70 an, Mie Tek Tek Goreng Legendaris di Depan BRI Brebes Laris Manis, Pas Disantap Malam Hari
- calendar_month Jum, 12 Sep 2025


Namun dari membantu berjualan ini, Taslim justru termotivasi semangat kakaknya.
Sebab, dari berjualan mie tek tek ini, mampu mengangkat perekonomian keluargan.
Bahkan, hingga anak-anaknya sukses dan mampu membeli mobil.
“Sudah sejak tahun 1968 saya berjualan mie ini. Awalnya hanya membantu kakak,” tutur Taslim.
Dari yang dikakukan kakaknya ini, Taslim memgikuti, berani memutuskan untuk berjualan sendiri.
Kali pertama berjualan mie tek-tek, ia berkeliling kampung.
Jualan keliling itu, ia geluti hingga 12 tahun lamanya. Di tahun 1977, Taslim mulai mangkal, hingga akhirnya mendapat lapak di depan BRI Brebes.
“Dulu, sebelum mangkal di sini, saya jualan keliling. Ya, sekitar 12 tahunan jualan keliling. Setelah itu, baru mangkal,” kata Taslim.
Taslim saat ini berjualan mulai pukul 18.30 WIB dan tutup 01.00 WIB. Uniknya, ketika ia tidak mendapatkan bahan daging ayam kampung untuk irisan mie tek tek, malah memilih libur. Ini di tempuh untuk menjaga cita rasa dan kepuasan pelanggannya.
“Kalau saat ini sih, rata-rata saya melayani hingga 100 porsi setiap harinya. Kalau saya tidak dapat bahan ayam kampung, ya milih libur dulu jualannya,” ujar Taslim.
Untuk satu porsi mie tek-tek, baik mie gorong atau rebus, Taslim mematok hanganya cukup bersahabat. Yakni, hanya Rp 15.000/ porsi.
Selain mie tek tek, ada juga nasi goreng dan nasi goren oplos, harganya juga sama hanya Rp 15.000/ porsi.
“Untuk usahan seperti ini, kuncinya sabar dan pasrah. Saya menyadari hanya mampu berjualan mie tek tek jadi saya syukuri,” pesan Taslim.
- Penulis: Kustiawan
- Editor: Nia