Pidato Presiden Prabowo Jadi Motivasi Jateng Perangi Kemiskinan
- calendar_month Jum, 15 Agu 2025


Gubernur Ahmad Luthfi didampingi Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen dan Sekda Jateng Sumarno, juga menyampaikan hal yang sama. Hal yang tidak kalah penting dari pidato kenegaraan Presiden Prabowo Subianto adalah, bagaimana mengangkat masyarakat yang miskin ekstrem menjadi nol persen. Kerja-kerja kolaboratif harus digemborkan di Jawa Tengah untuk dapat menjawab tugas dan tantangan tersebut.
“Ini adalah tugas dan tantangan kita bersama. Kita punya motto bahwa kerja kita bukan superman, bukan one man show, tetapi super team, bersama-sama,” kata Ahmad Luthfi.
Dijelaskan, indikator kemiskinan yang ada harus dikeroyok oleh seluruh OPD, instansi terkait, termasuk pengusaha. Indikator yang harus dikerjakan bersama itu antara lain pendidikan, bantuan sosial, penyerapan tenaga kerja, kesehatan, dan lainnya. Tujuannya satu, yaitu masyarakat miskin betul-betul terlayani dan tepat sasaran.
“Artinya program-program yang tepat sasaran, langsung bersentuhan dengan masyarakat, dan langsung berdaya guna saat itu. Setiap triwulan kita evaluasi apakah dari miskin P1 bisa meningkatkan P2, kalau bisa menjadi P3 atau potensi miskin. Kalau perlu tidak ada (kemiskinan),” tegasnya.
Upaya bersama itu sudah membuahkan hasil di Jawa Tengah. Angka kemiskinan telah turun dari 9,58% menjadi 9,48%. Graduasi miskin ekstrem juga sudah dilakukan, salah satu contohnya di Kabupaten Brebes. Masyarakat miskin yang diwisuda tersebut dinyatakan sudah naik kelas dan sudah tidak bergantung dengan bantuan sosial.
“Nanti akan kita teruskan kepada seluruh bupati-bupati lain agar segera dilakukan graduasi. Ini untuk memotivasi bahwa miskin itu bisa kita perangi. Dan (miskin) itu bukan kebanggaan sehingga masyarakat tidak selalu menggantungkan bantuan kita, ia bisa mandiri secara sosial,” kata Gubernur.
- Penulis: puskapik