Akhir Hayat Bupati Pemalang Kyai Makmur, Gugur Ditembak Tentara Belanda
- calendar_month Jum, 15 Agu 2025


Di lokasi penembakan, jenazah Kyai Makmur dan adiknya, Romdhon, masing-masing diangkat ke atas keranda oleh Makmun dan Makin. Kedua jenazah dibawa beriringan, jenazah Kyai Makmur di depan, dikawal oleh Makmun dan di belakangnya jenazah Romdhon dikawal oleh Makin. Kedua jenazah dibawa ke tempat pemakaman umum di Pagaran.
Sesampainya di Tempat Pemakaman Umum Pagaran, jenazah Kyai Makmur dan Romdhon diterima oleh Mutamad Arghubi.
Sebelum dimakamkan, kantong baju Kyai Makmur dan Romdhon digroboh (diperiksa). Di kantong Kyai Makmur, ditemukan kapuk kapas dan peniti, seolah sangat siap menghadap sang khalik.
Waktu itu Kyai Makmur yang memakai baju koko berwarna putih dan bawahnya sarung samarinda warna biru luka tembak Kyai Makmur hanya satu di perut. Namun anehnya tidak berdarah.
Sementara adiknya, Romdhon kala memakai sarung Samarinda warna merah, bajunya baju biasa tetapi berubah menjadi merah karena berlumuran darah. Luka Romdhon di pelipis kiri dan bahu kiri. Diperkirakan, Romdhon ditembak dari belakang. Pemakaman keduanya selesai waktu maghrib tiba.
Diabadikan Menjadi Nama Jalan dan Tugu Peringatan di Pemalang
Perjuangan Kyai Makmur dalam melawan penjajah Belanda dan menjaga kemerdekaan bangsanya amat membekas di hati masyarakat Kabupaten Pemalang. Maka, setelah penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949, namanya diabadikan menjadi nama jalan di depan Pendopo Kabupaten Pemalang.
Jalan Kyai Makmur membentang dari barat ke timur dari depan pendopo kabupaten sampai bertemu dengan jalan Jenderal Ahmad Yani, yang membujur dari utara ke selatan. Tahun 1986 nama jalan tersebut dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat Il Pemalang, Nomor 2Tahun 1986 tentang Nama-nama Jalan.
- Penulis: puskapik