Akhir Hayat Bupati Pemalang Kyai Makmur, Gugur Ditembak Tentara Belanda
- calendar_month Jum, 15 Agu 2025


Hari itu, tepat pada tanggal 9 September 1947 (hari Selasa Wagé, bertepatan dengan tanggal 23 Syawal 1366 Hijriah atau 23 Sawal 1878) tentara Belanda dalam jumlah yang besar dan bersenjata mendatangi rumah Kyai Makmur. Pasukan Belanda itu datang sejak pagi buta, waktu Salat Subuh.
Mereka mengepung rumah Kyai Makmur hingga dua lapis. Kyai Makmur yang kala itu tengah berada di dalam rumah pun terhimpit, tak bisa pergi. Tentara Belanda berjalan-jalan mengitari rumah Kyai Makmur hingga matahari muncul dari ufuk timur. Keluarga maupun para tetangga Kyai Makmur pun ikut panik melihat situasi ini.
Kyai Makmur tetap tenang di dalam rumah bersama adiknya Romdhon. Sebagian keluarga seperti ibu mertua dan kemenakannya bertahan di rumah. Sementara sebagian lainnya pergi menyelamatkan diri masing-masing. Anak-anak Kyai Makmur dititipkan pada tetangga. Para pemuda sekitar turut pergi menyelamatkan diri.
Meski diminta Aidiyah alias Murah yang tinggal di sebelah timur rumahnya untuk melarikan diri, Kyai Makmur menolak untuk pergi. Sikap dan pendiriannya yang teguh melawan penjajah Belanda, membuat Kyai Makmur memilih tetap bertahan di rumah dan menghadapi tentara Belanda bersenjata siap tembak di dekeliling rumahnya.
“Beliau menolak ke Bu Murah, ‘Ora Rah, wong saiki wis wêktuné, ênyong ora bisa lunga-lunga (tidak Rah, sekarang sudah waktunya, saya tidak bisa pergi-pergi).” tutur Agus Bazi Rahardjo, kemenakan Kyai Makmur saat ditemui di rumahnya, Jalan
Agung Kelurahan Mulyoharjo Pemalang, Rabu (13/8/2025).
- Penulis: puskapik