Monumen Yos Sudarso, Mengenang Nyali Laut Aru Abadi di Kota Bahari
- calendar_month Ming, 29 Jun 2025


Selain itu, Tegal juga berkaitan erat dengan sejarah awal pembentukan TNI Angkatan Laut. Bahkan, Lanal Tegal yang awalnya bernama Pangkalan Corps Armada (CA-IV) Tegal, berdiri sejak 14 Oktober 1945 setelah 58 hari kemerdekaan Republik Indonesia.
Kota ini juga menjadi salah satu pangkalan Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) atau penyebutan sebelum menjadi TNI AL terbesar, periode perang kemerdekaan pada tahun 1945-1950. Sebagai basis ALRI, Tegal sendiri juga menjadi tempat lahirnya Korps Marinir pada 15 November 1945.
Sementara, Pertempuran Laut Aru terjadi pada malam 15 Januari 1962, saat Indonesia sedang memperjuangkan kembalinya Irian Barat (kini Papua) ke pangkuan ibu pertiwi.
Dalam misi penyusupan ke wilayah tersebut, tiga kapal cepat Angkatan Laut Republik Indonesia yakni RI Macan Tutul, RI Macan Kumbang dan RI Harimau, terlibat dalam kontak senjata dengan kapal perang Belanda.
Komodor Yos Sudarso yang saat itu menjabat sebagai Deputi Kepala Staf Angkatan Laut memimpin langsung misi tersebut dari atas RI Macan Tutul. Saat pertempuran berlangsung sengit, kapal yang dinahkodai terkena tembakan dan tenggelam di Laut Aru. Komodor Yos Sudarso gugur bersama sebagian besar anak buah kapalnya.
“Yang membuat Yos Sudarso begitu dikenang bukan hanya karena pangkat dan jabatannya, tapi karena dia turun langsung ke medan perang dan gugur bersama pasukannya. Itu simbol kepemimpinan sejati,” kata Pegiat Sejarah Tegal, Bijak Cen Sukarno.
Meski bukan kelahiran Tegal, Yos Sudarso memiliki tempat istimewa di hati kota berpenduduk 293.820 jiwa ini. Tegal, yang dikenal dengan pelabuhannya serta Sekolah Pelaut Tegal sejak masa Hindia Belanda, memiliki tradisi maritim yang kuat. Tidak heran bila warga dan pemerintah setempat menjadikan monumen ini sebagai penghormatan simbolik bagi pahlawan laut Indonesia.
- Penulis: puskapik