Kisah Kiai Achid, Sosok Ulama Dibalik Lahirnya Muhammadiyah di Pemalang
- calendar_month Rab, 25 Jun 2025


Achid rutin menggelar pengajian (tabligh) bersama sahabatnya Kiai Rifa’i mulai tahun 1932 di rumah H. Mashudin di Gamprit Moga. Pengajian inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya Muhammadiyah di Moga Pemalang.
Tidak hanya mengajar dan berdakwah, Achid juga menjadi anggota Laskar Hizbullah bentukan KH. Wahid Hasyim, ayahnya Gus Dur.
Bertepatan dengan Agresi Militer Belanda jilid 2 di tahun 1948, Achid menjadi sasaran target penjajah. Dalam pengejaran Belanda, ia pernah dibrondong tembakan saat mandi di Sungai Klawing di Dusun Danareja daerah Purbalingga.
Saat itu orang-orang mengira Achid sudah gugur tertembak dan hanyut terbawa air sungai. Padahal ia selamat.
Pasca Agresi Militer Belanda 2, Achid ditangkap dan dijebloskan ke penjara oleh Pemerintahan Sukarno tanpa proses pengadilan. Ia dituduh sebagai salah satu anggota Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII).
Dalam kisahnya, Achid dipenjara selama 1 tahun di Pekalongan, lalu dipenjarakan lagi di Nusakambangan selama 6,5 tahun.
Menariknya, Kiai Wahid Hasyim, ayahnya Gus Dur, pernah berkunjung dan menginap di rumah Kiai Achid. Saat itu Kiai Wahid Hasyim masih menjabat Menteri Agama.
Putra Kiai Achid yakni Ghozie Achid pun saat kecil pernah diasuh oleh Nyai Wasriah yang kemudian hari dipercaya mengasuh anak-anak Kiai Wahid Hasyim meminta Wasriah untuk mengasuh anak-anaknya di Jakarta, termasuk Gus Dur. **
- Penulis: puskapik